Sastra biografi dan Film Biopik: Adaptasi karya kreatif Historiografi biografi Indonesia antara kepentingan Identitas kebangsaan dan Fetisisme komoditas (Kajian atas penakluk badai novel Biografi k.H. Hasyim asy’ari dan film Sang kiai)
Abstract
Selain eksistensi pers, sastra pada awal gerakan kebangsaan
Indonesia menjadi media penting dalam membangun identitas dan
kesadaran nasionalisme yang diikuti kemudian oleh film sebagai
media propaganda kesadaran kebangsaan pada masa kolonialisme,
khususnya di era fasisme Jepang. Era globalisasi yang bercirikan
industrialisasi dan kapitalisme media, identitas kebangsaan
Indonesia saat ini menjadi konten kreatif sebagai komoditas budaya,
khususnya dalam industri penerbitan sastra dan film. Secara empiris,
Benedict Anderson mengemukakan pemikirannya bahwa peran print
capitalism berpengaruh dalam membentuk kesadaran nasionalisme
pada masa revolusi kemerdekaan di kalangan generasi muda
Indonesia pada masa itu. Tahun 2000-an muncul trend penulisan
sastra biografi dan film-film biopik di Indonesia, dengan satu figur
tokoh menjadi obyek estetika bagi produksi sastra biografi dan film
biopik, salah satunya adalah identitas dan sikap kebangsaan dari
kalangan pesantren yaitu K.H. Hasyim Asy’ari selaku pendiri
244
Nahdlatul Ulama (NU). Berdasarkan historiografi biografi Mbah
Hasyim, dilakukan adaptasi ke dalam bentuk karya sastra dan film,
yaitu novel “Penakluk Badai” dan film biopik “Sang Kiai”. Dalam
konteks penciptaan karya kreatif yang bertemu dengan industri
media, maka sastra dan film memiliki peran penting dalam
membangun kesadaran kolektif dan ingatan sejarah akan peran
besar kaum pesantren dalam konsepsi nasionalisme yang selama ini
dalam penulisan sejarah Indonesia termarginalkan karena
terhegemoni oleh peran-peran militer dan tokoh-tokoh nasionalis
sekuler melalui media teks naratif maupun teks audiovisual. Artinya,
meminjam perspektif Adorno dan Mazhab Frankfrut telah berlaku
suatu konsepsi dari teori fetisisme komoditas yang menempatkan
karya sastra dan film bukan semata-mata teks naratif yang bersifat
“dulce et utile” atau menghibur dan bermanfaat, melainkan juga
berupa komoditas budaya yang berorientasi pada praktik kapitalisme
dan ideologi dari sifat humanisme dalam sastra biografi dan film
biopik. Kehadiran sastra biografi dan film biopik K.H. Hasyim Asy’ari
menjadi krusial di tengah menguatnya pemimpin yang populisme
anti Islam dan makin permisifnya terhadap sikap primordialisme di
tengah krisis keteladanan kepemimpinan.
Collections
- LSP-Conference Proceeding [1874]