Pengaruh Intensitas Kebisingan terhadap Gangguan Pendengaran pada Pekerja di Penggilingan Padi PT Sukoreno Makmur Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember
Abstract
Indonesia merupakan wilayah dengan kasus tertinggi di Asia Tenggara berdasarkan tingginya prevalensi ganggunan pendengaran akibat paparan kebisingan yakni mencapai 36 juta orang atau sekitar 16,8%. Kebisingan adalah salah satu dari berbagai faktor fisika yang ada di tempat kerja yang apabila nilai ambang batasnya telah dilampaui dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada pekerja. Intensitas kebisingan diatur dengan menetapkan Nilai Ambang Batas atau NAB sebesar 85 dB untuk 8 jam kerja perhari untuk pekerjaan yang terus menerus terpapar kebisingan secara kontinyu. Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada penelitian sebelumnya, tingkat kebisingan di penggilingan padi PT Sukoreno Makmur yakni sekitar 88 dB, sehingga melewati NAB yang telah ditetapkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh intensitas kebisingan terhadap gangguan pendengaran pada pekerja di penggilingan padi PT Sukoreno Makmur Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain penelitian cross sectional yang dilakukan pada pekerja di PT Sukoreno Makmur Kalisat Jember. Sampel pada penelitian ini adalah pekerja di PT Sukoreno Makmur Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember yang berjumlah 32 orang. Sampel dipilih menggunakan teknik simple random sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini meliputi faktor individu yakni usia, masa kerja, riwayat penyakit dan penggunaan obat ototoksik, serta faktor lingkungan yakni intensitas kebisingan dan durasi paparan, sedangkan variabel terikat yakni gangguan pendengaran. Teknik pengumpulan data yakni wawancara menggunakan lembar kuesioner, pengukuran intensitas kebisingan langsung menggunakan Sound Level Meter, serta pemeriksaan pendengaran menggunakan garpu tala. Data dianalisis dengan uji regresi logistik untuk mengetahui pengaruh antar variabel yang hasilnya disajikan dalam bentuk tabel serta narasi.
Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas pekerja berada pada usia >40 tahun dan memiliki masa kerja >5 tahun, tidak memiliki riwayat penyakit serta tidak menggunakan obat ototoksik. Selain itu, berdasarkan hasil pengukuran intensitas kebisingan, empat dari lima titik sampling memiliki intensitas kebisingan melebihi 85 dB. Hasil bivariat menggunakan uji regresi logistik dengan nilai signifikansi 0.05 diperoleh hasil bahwa pada variabel usia (p-value 0.014), masa kerja (p-value 0.028), dan intensitas kebisingan (p-value 0.028) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap gangguan pendengaran pada pekerja. Sedangkan variabel riwayat penyakit (p-value 0.110), penggunaan obat ototoksik (p-value 0.950), dan durasi paparan (p-value 0.371), tidak memiliki pengaruh terhadap gangguan pendengaran pada pekerja.
Saran yang diberikan dalam penelitian ini bagi PT Sukoreno Makmur yakni memasang peredam pada mesin atau memasang alas karet pada lantai untuk mengurangi kebisingan yang dihasilkan, mengatur shift kerja. serta menyediakan alat pelindung telinga (APT) untuk para pekerja agar dapat meminimalisir bising yang diterima selama bekerja. Pekerja diharapkan untuk selalu menggunakan APT selama bekerja untuk meminimalisir paparan kebisingan yang diterima.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]