Pengaruh Penerapan Model Discovery Learning terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SD Kelas IV pada Materi Muatan IPA

Abstract

Pada saat ini di jenjang sekolah dasar banyak menggunakan Kurikulum 2013, yang menerapkan pembelajaran yaitu tematik terpadu, pembelajaran tematik terpadu adalah suatu pembelajaran yang di dalamnya ada gabungan dari beberapa materi serta muatan pelajaran dalam sebuah tema. Di dalam pembelajaran tematik terpadu, pembelajaran berpusat kepada siswa, yang merupakan siswa pada pembelajaran tematik terpadu memerlukan siswa yang memiliki kemampuan yang relatif baik pada kemampuan berpikir kritis. Oleh sebab itu memiliki kemampuan berpikir kritis sangat dibutuhkan bagi siswa, dikarenakan siswa dalam kegiataan pembelajaran dan dalam kehidupan sehari-hari siswa memerlukan yang namanya kemampuan berpikir kritis. Pada saat melatih kemampuan berpikir kritis siswa, model pembelajaran yang cocok untuk diterapkan yaitu model Discovery Learning adalah model pembelajaran yang membuat belajar siswa menjadi aktif, yang mana siswa mencari dan menemukan sendiri konsep pembelajaran yang dipelajari sebagai akibatnya hasil belajar akan bisa didapat dengan mudah serta ditangkap oleh ingatan siswa, dan pembelajaran menjadi lebih bermakna dan tidak mudah dilupakan oleh siswa. Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu pengaruh penerapan model discovery learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SD kelas IV pada materi muatan IPA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji Pengaruh Penerapan Model Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SD Kelas IV Pada Materi Muatan IPA. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksprimen semu (quasi eksperimen). Sampel yang digunakan dalam peneitian ini adalah 56 siswa yang dibagi menjadi dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada saat menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen, dilakukan uji homogenitas pada kedua kelas tesebut untuk mengetahui homogen atau tidaknya. Hasil uji homogenitas yang dilakukan di kelas IV B dan kelas IV C dapat diketahui nilai t lebih besar dari 0,05 pada taraf signifikan 5% yaitu 0,497 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas IV B dan IV C homogen karena tidak ada perbedaan yang signifikan. Selanjutnya yaitu menetukan kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan cara random sampling dan menghasilkan kelas IV B sebagai kelas eksperimen dan kelas IV C sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes berupa soal pilihan ganda yang telah di uji validasi. Intsrumen tes yang dilakukan pada setiap kelas sebanyak 2 kali yaitu pretest dan posttest. Awal penelitian melakukan pretest yang diberikan sebelum perlakuan bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Sedangkan posttest diberikan setelah diberikan perlakuan. Pada kelas eksperimen guru memberi materi kepada siswa dengan menggunakan model discovery learning untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu terdapat pengaruh yang signifikan dalam menggunakan model discovery learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SD kelas IV pada materi muatan IPA. Pada kelas kontrol dan kelas eksperimen terdapat perbadaan hasil nilai rata-rata pretest dan juga posttest sebelum atau sesudah diberikan perlakuan yang dihitung menggunakan uji-t. Berdasarkan uji t menunjukkan data siswa yang dapat diputuskan bahwa nilai Sig. (2 tailed) siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu 0,010 yang menunjukkan bahwa 0,010 < 0,05. Hal ini berarti nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, dapat ditarik hipotesis H0 ditolak sementara Ha diterima yang artinya terdapat perbedaan nilai rata-rata antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil rata-rata dari kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol, sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran discovery learning berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.