Evaluasi Program Pelatihan Ecoprint: Studi pada Program Pejuang Muda di Kota Blitar dengan Model Context Input Process Product (CIPP)
Abstract
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021, angka kemiskinan di
Kota Blitar pada tahun 2020 sebesar 465.868. Pemerintah pusat melalui
Kementerian Sosial dan pemerintah daerah Kota Blitar terus gencar dengan
program bantuan sosial sebagai upaya mengurangi kemiskinan di Kota Blitar.
Namun, penerima manfaat belum bisa mengoptimalkan dan mengembangkan
bantuan untuk dapat meningkatkan taraf hidupnya sebab masih terjadi
peningkatan jumlah kemiskinan di Kota Blitar sampai saat ini. Sehingga
dibutuhkan upaya untuk meningkatkan kreatifitas penerima manfaat dengan
program pelatihan ecoprint. Rumusan masalah dalam penelitian ini bagaimana
evaluasi program pelatihan ecoprint pada program Pejuang Muda di Kota Blitar
dengan model context input process product (CIPP). Tujuan pada penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan evaluasi program pelatihan ecoprint pada program
Pejuang Muda di Kota Blitar dengan model context input process product (CIPP).
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui evaluasi program pelatihan
ecoprint pada program Pejuang Muda di Kota Blitar agar dapat diambil langkah
selanjutnya terkait program pelatihan ecoprint tersebut.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Lokasi penelitian ditentukan menggunakan purposive area sehingga dipilih Kota
Blitar. Penentuan informan menggunakan purposive sampling. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Teknik keabsahan data menggunakan perpanjangan pengamatan,
meningkatkan ketekunan, serta triangulasi. Teknik analisis data menggunakan
model Miles and Hubberman. Dengan tahapan pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data penelitian kualitatif dengan teks bersifat naratif, dan verifikasi
data.
Berdasarkan hasil penelitian temuan evaluasi aspek konteks tujuan
program yaitu untuk meningkatkan keterampilan keluarga penerima manfaat
(KPM) sehingga dapat digunakan untuk berwirausaha dan menciptakan produk
yang bernilai ekonomi. Tujuan ini sudah sesuai dengan apa yang dibutuhkan
oleh keluarga penerima manfaat (KPM). Berdasarkan hasil temuan evaluasi
aspek masukan program ini dapat dikategori baik. Dilihat dari sumber daya
manusia yang sudah sesuai dengan kebutuhan, strategi program yang sudah
direncanakan, sarana dan prasarana yang memadai, serta dana untuk pelaksanaan
program mencukupi untuk kegiatan operasional dan telah dimanfaatkan sesuai
dengan kebutuhan program. Berdasarkan hasil temuan evaluasi aspek proses dapat dikatakan dalam kategori baik, karena selama proses pelaksanaan program
pelatihan ecoprint berjalan lancar sesuai yang diharapkan pelaksana dan juga
sesuai dengan kebutuhan. Selain itu hambatan yang terjadi dapat diatasi pada saat
program pelatihan ecoprint berlangsung. Berdasarkan temuan evaluasi aspek
produk semua peserta pelatihan dapat mempraktekkan dan menghasilkan
totebag ecoprint yang bagus. Namun setelah program berakhir, peserta pelatihan
belum dapat mengimplementasikan kembali pembuatan ecoprint.
Kesimpulan dalam penelitian ini ketercapaian program pelatihan ecoprint
ini belum tercapai. Karena hanya tujuan jangka pendek yang tercapai yaitu
meningkatkan keterampilan keluarga penerima manfaat (KPM) sedangkan untuk
tujuan jangka panjangnya tidak tercapai karena keluarga penerima manfaat
(KPM) belum dapat berwirausaha dan menciptakan hasil karya yang bernilai
ekonomi dari ecoprint karena tidak adanya implementasi dan pendampingan
untuk keberlanjutan program. Saran untuk penyelenggara program selanjutnya,
program pelatihan ecoprint kedepannya dapat dilaksanakan kembali disertai
dengan pendampingan dan pengarahan dalam proses pemasaran agar
keterampilan yang didapat oleh peserta tidak hanya berhenti sampai disitu saja.