Optimasi Parameter Proses Pemesinan terhadap Kekasaran Permukaan pada Proses Bubut Batu Granit
Abstract
Batu granit adalah salah satu varitas dari batuan chalcedony, mengandung Ca
dan Si sebagai unsur kandungan terbanyak dalarn bentuk senyawa-senyawa dalam
Si02, SiOz, CaCOS, dan CaClz, merupakan salah satu sumber CaC03, dan CaCI2,
merupakan salah satu sumber daya alam batu hias yang banyak didapatkan di
Indonesia. Kelebihannya granit bisa meneruskan cahaya dan diberi wama lain yang
berbeda dari wama aslinya. Oleh karena itu granit biasanya digunakan sebagai bahan
untuk barang-barang hiasan dan alat rumah tangga, seperti permak-pernik, lampu hias,
meja, hiasan dinding, sanitari dan furniture. Proses bubut merupakan proses
permesinan yang berperan penting dalam pengerjaan kerajinan tersebut karena dapat
meningkatkan kualitas dan produktifitas.
Proses bubut adalah salah satu proses pemesinan yang digunakan untuk
membuat suatu produk. Selain logam proses bubut juga dapat digunakan untuk
memproses benda putar yang berbahan non logam, seperti batu granit. Salah satu
pertimbangan utama sebagai benda kerajinan, harus memiliki permukaan yang halus.
Untuk mencapai kehalusan yang diinginkan diperlukan beberapa tahap proses, yaitu
pembubutan, pengampelasan dan pelapisan resin. Apabila hasil pembubutan masih
kasar maka proses pengampelasan memerlukan waktu lama.
Proses pengolahan yang digunakan yaitu menggunakan metode Taguchi L27.
Pengolahan data menggunaka metode Taguchi bertujuan untuk mengetahui nilai
optimum dari parameter dan seberapa besar kontribusi parameter tersebut pada proses
pembubutan batu granit terhadap kekasaran permukaan. Parameter yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu kecepatan potong dengan 3 variasi 32, 40, 50 m/min; gerak
makan dengan 3 variasi 0,067; 0,078; 0,135 mm/put; dan sudut potong dengan 3 variasi 10°; 20°; 30°. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Logam, Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Jember.
Parameter kecepatan potong memiliki F hitung sebesar 20,04 yang lebih besar
dari F tabel dan H₀ di tolak, maka dapat disimpulkan bahwa parameter tersebut
berpengaruh signifikan terhadap kekasaran permukaan pada proses pembubutan.
Parameter kecepatan potong yang paling signifikan adalah 50 m/min. Parameter gerak
makan memiliki F hitung sebesar 35,19 yang lebih besar dari F tabel dan H₀ di tolak,
maka dapat disimpulkan bahwa parameter tersebut berpengaruh signifikan terhadap
kekasaran permukaan pada proses pembubutan. Parameter gerak makan yang paling
signifikan adalah 0,067 mm/put. Parameter sudut potong memiliki F hitung sebesar
24,25 yang lebih besar dari F tabel dan H₀ di tolak, maka dapat disimpulkan bahwa
parameter tersebut berpengaruh signifikan terhadap kekasaran permukaan pada proses
pembubutan. Parameter sudut potong yang paling signifikan adalah 10°.
Parameter yang paling optimal adalah dengan persen kontribusi paling besar
sebesar 39,33 %, berada pada variasi gerak makan 0,067 mm/put dengan kekasaran
permukaan 3,836 μm. sudut potong 10° dengan persen kontribusi sebesar 27,10 %,
mendapatkan kekasaran permukaan 3,920 μm dan persen kontribusi paling rendah
yaitu 22,40 %, berada pada variasi cutting speed 50 m/min dengan kekasaran
permukaan 3,922 μm.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [3847]