Pengaruh Penambahan BAP, IAA, dan Jenis Eksplan Terhadap Efisiensi Regenerasi Tanaman Tomat Fortuna 23
Abstract
Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang berpotensi baik untuk dikembangkan, karena memiliki nilai komersial pada bagian buahnya. Mengingat kebutuhan tomat semakin meningkat setiap tahunnya maka, menuntut para ilmuan untuk mengembangkan dan menciptakan varietas tomat yang baru yang lebih unggul. Pemanfaatan bioteknologi merupakan salah satu upaya dalam rangka memperbaiki dan menciptakan varietas tomat yang baru, diantaranya melalui transformasi genetik. Keberhasilan transformasi genetik umumnya ditentukan oleh keberhasilan proses regenerasi tanaman melalui kultur jaringan. Oleh sebab itu, pelaksanaan kultur jaringan yang efisien merupakan syarat utama keberhasilan dalam tranformasi genetik pada tanaman tomat.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan BAP, IAA, dan Jenis Eksplan terhadap efisiensi regenerasi tanaman tomat fortuna 23. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Agustus 2021 – Februari 2022 di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Jember. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga faktor (induksi tunas) dan satu faktor (induksi akar). Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga faktor yaitu faktor pertama konsentrasi BAP (terdiri dari 4 taraf yaitu 0 ppm, 1 ppm, 2 ppm , dan 3 ppm), faktor kedua konsentrasi IAA (terdiri dari 4 taraf yaitu 0 ppm, 0.1 ppm, 0.2 ppm , dan 0.3 ppm), dan faktor ketiga jenis eksplan (terdiri dari 3 taraf yaitu kotiledon, hi pokotil, dan akar), sehingga didapatkan 48 kombinasi perlakuan. Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali, sehingga diperoleh 144 satuan percobaan. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor (induksi akar) yaitu konsentrasi NAA (terdiri dari 4 taraf yaitu 0 ppm, 0.1 ppm, 0.5 ppm, dan 1 ppm), masing-masing taraf perlakuan diulang sebanyak 5 kali, sehingga diperoleh 20 satuan percobaan. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis ragam. Apabila terdapat perbedaan yang nyata diantara perlakuan, maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan dengan taraf 5%. Sedangkan data yang diperoleh dari hasil pengamatan morfologi kalus akan dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan penyajian secara visual.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) perlakuan kombinasi antara BAP 2 ppm, IAA 0,3 ppm, dan jenis eksplan kotiledon (B2A3E1) lebih efisien dalam memunculkan kalus dengan waktu cepat yaitu 8,67 HSI, menghasilkan daya pembentukan kalus tinggi (100%), warna kalus kekuningan dengan tekstur kalus remah, memunculkan tunas dengan waktu cepat yaitu 21 HSI, menghasilkan daya pembentukan tunas tinggi yaitu 100%, jumlah tunas yang dihasilkan tertinggi yaitu 8 tunas; dan (2) perlakuan NAA 0,5 ppm (N2) lebih efisien dalam memunculkan akar tercepat yaitu 3,5 HSI, menghasilkan tinggi tanaman terpanjang yaitu 3,73 cm, menghasilkan jumlah daun terbanyak yaitu 5,30 daun, serta menghasilkan jumlah akar terbanyak yaitu 25,6 akar.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4017]