Show simple item record

dc.contributor.authorFITRIA, Risma Udhia
dc.date.accessioned2022-10-11T02:37:03Z
dc.date.available2022-10-11T02:37:03Z
dc.date.issued2022-05-31
dc.identifier.nim172110101051en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/110050
dc.description.abstractPandemi COVID-19 menjadi salah satu sumber stres baru bagi guru. Pendidikan yang semula dilakukan secara langsung atau konvensional kini berubah menjadi pembelajaran berbasis jaringan (daring). Adanya perubahan kebiasaan tersebut membuat segala unsur dan pemangku kebijakan di dunia pendidikan harus beradaptasi dengan kondisi saat ini, sehingga tidak jarang guru mengalami stres kerja selama masa pandemi. Guru menjadi salah satu pekerja yang berpotensi mengalami stres kerja karena banyaknya tugas dan tanggung jawab yang harus dijalankan oleh seorang guru. Kesulitan yang dirasakan guru pada masa pandemi yang dapat menimbulkan stres kerja karena harus menciptakan metode pembelajaran daring yang kreatif dan inovatif agar dapat menarik perhatian siswa. Kurangnya penyampaian materi pembelajaran kepada siswa karena terbatasnya sarana dan prasana juga menjadi pemicu timbulnya stres kerja pada guru. Selain itu, guru yang sudah berkeluarga cenderung memiliki peran ganda yakni selain harus mampu mengajar di rumah, guru juga harus membagi waktu dengan melakukan pekerjaan rumah tangga dan menemani anak belajar, sehingga hal tersebut membuat guru kurang fokus dalam bekerja. Banyaknya tugas dan tanggung jawab yang harus dijalankan oleh guru menyebabkan tingginya beban kerja mental dan stres yang dialaminya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini dilakukan di MI Al-Qomar Nganjuk yang terletak di Jl. Kediri No.1, Desa Petak Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk. Informan kunci yaitu Kepala Sekolah MI Al-Qomar Nganjuk, Informan Utama yaitu guru MI Al-Qomar Nganjuk, Informan Tambahan yaitu rekan guru dan keluarga terdekat informan utama. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Teknik penyajian data secara verbal dan dilakukan analisis secara tematik. Kredibilitas data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik yaitu mengecek data pada hasil wawancara mendalam, dengan observasi dan dokumentasi, dan hasil wawancara mendalam dari informan utama dengan informan tambahan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usia informan yang paling banyak mengalami stres berada pada kategori usia dewasa awal (26-35 tahun) yaitu sebanyak empat informan utama. Informan paling banyak telah bekerja selama kurang dari 10 tahun yaitu sebanyak tiga informan utama dan seluruh informan berstatus sudah menikah. Sumber stres pada guru yang berasal dari stressor organisasi adalah tuntutan tugas selama masa pandemi yang menyebabkan beban kerja pada guru mengalami peningkatan. Terdapat beberapa dampak stres kerja yang dialami oleh guru yaitu dampak stres yang ditunjukkan dengan adanya gejala fisik dan gejala psikologis. Sebanyak empat informan utama merasakan gejala stres secara fisik yaitu merasa pusing, sakit punggung, dan mudah lelah. Sebanyak empat informan utama juga merasakan gejala stres secara psikologis yaitu merasa bingung, cemas dan konsentrasi menurun. Gejala tersebut muncul ketika mulai merasakan stres terhadap tuntutan tugas dan peran selama masa pandemi COVID-19. Terdapat dua strategi coping stress yang digunakan oleh informan yaitu problem focused coping dan emotional focused coping. Sebanyak empat informan utama baik yang mengalami stres ringan maupun stres sedang sama-sama menggunakan problem focused coping dengan aspek planfull focused coping dan seeking sosial support. Selain itu, seluruh informan utama baik dengan tingkat stres ringan maupun stres sedang juga menggunakan strategi emotional focused coping yaitu paling banyak menggunakan aspek positive reaprraisial. Selain pengelolaan stres yang dilakukan oleh individu, strategi pengelolaan stres juga dilakukan oleh pihak sekolah. Hal tersebut menunjukkan bahwa strategi coping yang digunakan oleh informan baik dengan tingkat stres ringan mapun tingkat sedang yaitu bersifat positif yang ditunjukkan dengan kondisi informan setelah menggunakan kedua strategi coping tersebut merasa menjadi lebih baik dan berdampak positif terhadap stres yang dialaminya. Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini yaitu para guru diharapkan dapat menambah wawasan mengenai strategi coping stres dalam menghadapi masalah di pekerjaan dengan mengikuti pelatihan manajemen stres. Bagi MI Al-Qomar Nganjuk diharapkan dapat bekerja sama dengan lintas sektor kesehatan setempat untuk menyediakan pelayanan konseling guna meminimalisir stres kerja dan meningkatkan kesehatan psikologis pada guru MI Al-Qomar Nganjuk. Bagi Kementerian Agama Kabupaten Nganjuk diharapkan dapat mengadakan pelatihan manajemen stres bagi guru di Kabupaten Nganjuk. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian yang serupa dengan menggunakan metode kuantitatif dengan menambahkan sumber-sumber stres kerja pada guru yang lain seperti faktor lingkungan dan faktor individu, dan memperluas sasaran penelitian.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kesehatan Masyarakaten_US
dc.subjectcoping stressen_US
dc.subjectstres kerjaen_US
dc.subjectguruen_US
dc.subjectcovid-19en_US
dc.titleStrategi Coping Stress Pada Guru Madrasah Ibtidaiyah Al-Qomar Nganjuk Selama Masa Pandemi COVID-19en_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiKesehatan Masyarakaten_US
dc.identifier.pembimbing1Iken Nafikadini, S.KM., M.Kesen_US
dc.identifier.pembimbing2Erwin Nur Rif’ah, S.Sos., M.A., Ph.Den_US
dc.identifier.validatorArinen_US
dc.identifier.finalizationFinalisasi unggah file repository tanggal 11 Oktober 2022_M. Arif Tarchimansyahen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record