dc.description.abstract | Manajemen keselamatan pasien merupakan suatu kebijakan atau peraturan
yang dibuat oleh rumah sakit demi terciptanya peningkatan keselamatan pasien.
Keselamatan pasien merupakan suatu sistem di rumah sakit yang memberikan pola
asuhan keperawatan yang lebih aman. Keselamatan pasien menjadi tanggung jawab
seluruh tenaga kesehatan salah satunya perawat, yang memiliki kontak fisik
terbanyak dengan pasien. Peran perawat dalam menerapkan keselamatan pasien
dapat mengurangi dan meminimalisir adanya risiko atas terjadinya insiden
kselamatan pasien, meningkatkan kepuasan pasien, meningkatkan kepercayaan
masyarakat dan meningkatkan mutu dan citra rumah sakit. Oleh karena itu
diperlukan kepatuhan perawat dalam menerapkan manajemen keselamatan pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor penghambat perawat dalam
mengimplementasikan manajemen keselamatan pasien, menganalisis kepatuhan
perawat dalam mengimplementasikan manajemen keselamatan pasien dan
menganalisis hubungan faktor penghambat dengan kepatuhan perawat dalam
implementasi manajemen keselamatan pasien.
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan penelitian cross
sectional. Penelitian ini dilakukan di RS Balung Jember. Penelitian ini dilakukan
pada bulan April-Mei 2021. Responden dalam penelitian ini adalah perawat
pelaksana di ruang rawat inap RS Balung Jember. Sampel dalam penelitian ini
sebanyak 40 perawat dan diambil menggunakan teknik simple random sampling.
Analisis data diolah menggunakan uji statistic uji chi-square dan kendalls tau-b
dengan tingkat signifikan p < 0,05.
Hasil pada penelitian ini diketahui bahwa berdasarkan faktor individu,
responden sebagian besar berjenis kelamin perempuan, memiliki rentan usia usia
26-45 tahun, memiliki tingkat pendidikan tamat D1/D3 Keperawatan, memiliki
masa kerja yang lama dan memiliki pengetahuan yang cukup terkait dengan
keselamatan pasien. Berdasarkan faktor psikologis, responden sebagian besar
memiliki sikap yang positif namun memiliki motivasi yang lemah dalam penerapan
keselamatan pasien. Berdasarkan faktor organisasi, responden sebagian besar
memiliki persepsi sumber daya yang tidak terpenuhi untuk menunjang pelaksanaan
keselamatan pasien, kepemimpinan yang kurang baik, imbalan yang tidak terpenuhi
dan desain kerja yang kurang baik. Pada variabel kepatuhan, mayoritas responden
tidak patuh dalam penerapan keselamatan pasien. Ketidakpatuhan paling banyak
terjadi pada saat implementasi komunikasi efektif, keamanaan obat-obatan hight
alert, pengurangan risiko infeksi dan risiko cedera pada pasien.
Hasil analisis bivariat menggunakan uji korelasi chi-square menunjukkan
bahwa, pada faktor individu variabel yang memiliki hubungan signifikan dengan
kepatuhan perawat dalam implementasi keselamatan pasien yaitu masa kerja
(p=0,047) dan pengetahuan (p=0,002), sedangkan variabel yang tidak memiliki
hubungan yang signifikan dengan kepatuhan perawat dalam implementasi
keselamatan pasien yaitu jenis kelamin (p=0,787), usia (p=0,081) dan pendidikan
(p=0,113). Pada faktor psikologis, variabel yang memiliki hubungan signifikan
dengan kepatuhan perawat dalam implementasi keselamatan pasien adalah sikap
(p=0,001) dan motivasi (p=0,000). Pada faktor organisasi semua variabel memiliki
hubungan yang signifikan dengan kepatuhan perawat dalam implementasi
keselamatan pasien yaitu sumber daya (p=0,000), kepemimpinan (p=0,004),
imbalan (p=0,000) dan desain kerja (p=0,047).
Saran yang dapat diberikan bagi perawat pelaksana di RS Balung Jember
yaitu meningkatkan pengetahuannya terkait dengan keselamatan pasien melalui
pelatihan/seminar/sosialisasi. Saran bagi RS Balung Jember yaitu meningkatkan
pengetahuan perawat melalui pelatihan/seminar/sosialisasi secara berkala,
pelaksanaan program pembinaan dan pemberian reward, melaksanakan
monitoring/supervisi/evaluasi terkait pelaksanaan keselamatan pasien. Saran bagi
peneliti selanjutnya yaitu meneliti lebih dalam dengan menggunakan metode yang
berbeda seperti wawancara mendalam. | en_US |