Pengelolaan Lingkungan Berbasis Feminitas dalam Gerakan Wadulink di Sumengko Gresik (Suatu Analisis Ekofeminisme)
Abstract
Desa Sumengko Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik merupakan salah satu desa yang dilewati oleh aliran sungai brantas dan merupakan daerah hilir. Daerah hilir pada sungai brantas ini masih banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Untuk masyarakat Sumengko sendiri memanfaatkan sungai brantas untuk mencari ikan dengan memancing, sedangkan untuk masyarakat yang berada di Surabaya memanfaatkan air sungai brantas sebagai air minum sehari-hari. Hal ini menjadikan sungai brantas harus tetap terjaga mengenai kualitas kebersihannya. Namun tidak dapat disangkal bahwa kerusakan lingkungan menjadi hal yang tidak jarang terjadi dalam masyarakat, terutama kerusakan yang terjadi akibat ulah manusia itu sendiri. Dengan demikian adanya kelompok perempuan yakni Wadulink sebagai gerakan yang mampu menyelamatkan lingkungan dari kerusakan yang terjadi melalui berbagai aksi-aksinya. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Gerakan Wadulink dalam Pengelolaan Lingkungan pada Sungai Brantas di Desa Sumengko Wringiananom Gresik?”. Dalam menganalisis penelitian ini menggunakan teori Ekofeminsime oleh Vandana Shiva. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis kegiatan-kegiatan pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh Gerakan Wadulink di desa Sumengko Wringinanom Gresik.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan kualitatif deskriptif dengan melihat dan menganalisis kejadian, fenomena atau keadaan sosial lainnya. Dalam penentuan informan, penelitian ini menggunakan teknik pusposive serta menggunakan 4 teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara mendalam, transkrip wawancara dan dokumen-dokumen yang berkaitan. Sedangkan untuk teknik analisis yaitu melalui reduksi data, penyajian data dan kesimpulan atau verifikasi data. Untuk uji keabsahan data menggunkan triangulasi yakni triangulasi metode dan triangulasi sumber data.Hasil penelitian ini, bahwa adanya kerusakan lingkungan yang terjadi di desa Sumengko Wringinanom Gresik. Dimana awal dari kerusakan ini ialah yang terjadi pada sungai brantas, banyak masyarakat yang belum menyadari mengenai pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. penyebab dari adanya kerusakan lingkungan pada sungai brantas ini bermula pada banyaknya masyarakat yang membuang sampah sembarangan ke sungai sehingga menyebabkan pencemaran yang berdampak terhada p kehidupan masyarakat. Bermula dari adanya kerusakan tersebut hadirlah sebuah gerakan yang berasal dari kelompok perempuan yakni kelompok Wadulink. Ditengah adanya kerusakan lingkungan yang terjadi Wadulink hadir dengan bentuk kesadaran dan kepedulian yang mampu membawa dampak terhadap perubahan pada lingkungan tersebut.
Berbagai aksi yang dilakukan oleh kelompok Wadulink sebagai bentuk pengelolan lingkungan untuk penyelamatan pada lingkungan tersebut. Aksi-aksi yang dilakukan tidak hanya melibatkan kelompok Wadulink saja, namun Wadulink mampu membangun kesadaran bagi masyarakat Sumengko lainnya untuk berpartisipasi juga dalam aksi-aksi Wadulink sebagai upaya untuk penyelamatan lingkungan. Bahwa pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh Wadulink mampu memberikan dampak perubahan yang besar. Hal ini dilihat dari adanya bentuk-bentuk perubahan dari sebelum dengan sesudah adanya Wadulink dalam melakukan pengelolaan lingkungan tersebut.
Wadulink sebagai gerakan Ekofeminisme terlihat dalam bentuk pengelolaan yang dilakukan seperti penanaman, pemeliharan dan program-program berkelanjutan yang dilakukan. Selain itu Wadulink juga berani melakukan aksi untuk menghentikan adanya bentuk kerusakan yang dilakukan oleh masyarakat tidak bertanggungjawab dalam melakukan pembangunan liar pada bantaran sungai brantas yang didominasi oleh kaum laki-laki. Gerakan ini semua merupakan bentuk implementasi bahwa kaum perempuan mampu melakukan program-program yang penuh dengan kasih sayang, merawat, memelihara dan berkelanjutan sebagai ciri dari ekofeminisme.