Gambaran Faktor Lingkungan pada Kejadian Leptospirosis di Kabupaten Tulungagung
Abstract
Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh infeksi bakteri leptospira. Leptospirosis muncul kembali di Kabupaten Tulungagung setelah hampir satu tahun jumlah kasus nihil pada bulan November 2020. Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung menyebut adanya re-emerging disease ditengah pandemi Covid-19 setelah ditemukannya kembali satu kasus leptospirosis. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, selama kurun waktu 9 tahun terakhir yaitu tahun 2012-2021 telah ditemukan total sebanyak 18 kasus di 10 kecamatan dengan dua di antaranya meninggal dunia. Metode penelitian yaitu menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Sampel sejumlah 18 sampel dengan teknik total sampling. Instrumen penelitian ini adalah lembar observasi. Analisis data menggunakan analisis univariat.
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 88,9% responden berjenis kelamin laki-laki, 77,8% responden dalam rentan umur 46-65 tahun, 94,4% responden memiliki pekerjaan beresiko, 61,1% responden tinggal di daerah yang ada sungai di dekatnya, 50% responden memiliki parit yang tidak memenuhi syarat di rumahnya, 83,3% responden ada genangan air di sekitar rumahnya, 100% responden memiliki kondisi tempat pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat. 77,8% bangunan rumah responden tidak memenuhi syarat rat proofing, 100% rumah responden terdapat tikus di dalam atau di sekitar rumah dan 50% responden memiliki binatang peliharaan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah kejadian leptospirosis di Kabupaten Tulungagung, terjadi setiap tahun pada musim apapun dan lebih banyak menyerang pada jenis kelamin laki-laki serta pada rentan usia 45-65 tahun (lansia). Adapun faktor lingkungan pada kejadian leptospirosis di Kabupaten Tulungagung yaitu terdiri dari kebanyakan responden tidak terdapat badan air atau sungai di sekitar rumahnya, 50% selokan tidak memenuhi syarat, 15 dari 18 responden terdapat genangan air di rumahnya, jarak rumah dengan pengumpulan sampah keseluruhan berjarak kurang dari 500 m, bangunan rat proofing mayoritas tidak memenuhi syarat , pada semua responden terdapat tikus di dalam dan di sekitar rumah serta 50% responden memiliki hewan peliharaaan. Berdasarkan observasi dan wawancara terhadap rumah responden terdapat tikus di semua rumah responden. Faktor host pada kejadian leptospirosis di Kabupaten Tulungagung yaitu jenis kelamin laki-laki lebih besar risiko leptospirosis di banding dengan perempuan, jenis pekerjaan yang berisiko terkena leptospirosis lebih banyak dari pada pekerjaan yang tidak berisiko, responden memiliki pengetahuan yang tergolong buruk pada semua terkait leptospirosis. Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah bagi dinas terkait Mengatur kebijakan, aturan, himbauan, serta surat edaran tentang pengendalian faktor risiko yang berkaitan dengan penyakit leptospirosis dan pengadakan penyuluhan guna meningkatkan pengetahuan terkait leptospirosis, seperti gejala, cara pencegahan agar kasus leptospirosis tidak terjadi lagi di Kabupaten Tulungagung. Bagi masyarakat sebaiknya ventilasi diberikan penutup yang terbuat dari kasa tikus dari luar rumah tidak masuk ke dalam rumah menggunakan alat pelindung kaki seperti sendal ketika derkegiatan di sekitar rumah dan sepatu boot ketika bekerja di sawah/ladang, segera melaporkan kepada petugas kesehatan jika ada masyarakat yang mengalami gejala penyakit leptospirosis.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]