Show simple item record

dc.contributor.authorNOVIANA, Ike
dc.date.accessioned2022-08-22T04:00:28Z
dc.date.available2022-08-22T04:00:28Z
dc.date.issued2021-07-14
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/108989
dc.descriptionFinalisasi oleh Taufik Tgl 22 Agustus 2022en_US
dc.description.abstractAphis craccivora Koch merupakan salah satu hama utama pada tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) yang dapat menyebabkan kerusakan hingga 20%. Pengendalian dapat dilakukan dengan menekan populasi hama menggunakan musuh alami A. Craccivora salah satunya serangga predator, seperti kumbang koksi (Coleoptera: Coccinellidae), lacewings atau lalat jala hijau (Neuroptera: Chrysopidae). Penerapan sistem tumpangsari dan pelepasan semiokhemikal secara terpisah memiliki kemungkinan tidak meningkatkan keberadaan musuh alami dan kurang stabil dalam mempertahankan musuh alami dilahan. Metil salisilat (MeSA) merupakan tipe feromon alarm yang mampu menolak hama dan menarik beberapa jenis predator. Penambahan MeSA diharapkan dapat menekan populasi A. craccivora dan meningkatkan kelimpahan serangga predator yang keberadaannya dipertahankan dengan sistem tumpangsari. Penelitian dilaksanakan di Desa Plampangrejo, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi dan identifikasi serangga di Laboratorium Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan diulang sebanyak 7 kali. Perlakuan yang dibuat, yaitu P0 (kontrol), P1 (kacang panjang + jagung), P2 (kacang panjang + jagung + MeSA). Petak percobaan berukuran 2,5m x 2m. Jarak antar petak 1m. Pengamatan 7 hari sekali mulai 7 HST sampai berumur 77 HST. Pengamatan dilakukan mulai jam 07.00 pagi hingga selesai. Metode pengambilan sampel menggunakan metode searching and direct observation dan hand picking. Berdasarkan hasil pengamatan populasi A. craccivora hanya ditemukan pada perlakuan kontrol, sedangkan Chrysophidae hanya ditemukan pada perlakuan tumpangsari dengan MeSA. Pengamatan Syrphidae tidak ditemukan pada perlakuan tumpangsari tanpa MeSA, sedangkan Coccinellidae ditemukan pada semua perlakuan. Hal tersebut dikarenakan pada perlakuan kontrol melimpahnya sumber makanan A. craccivora dan kurangnya habitat untuk serangga predator pada perlakuan monokultur. Perlakuan tumpangsari tanpa MeSA dan tumpangsari dengan MeSA terdapat tanaman jagung sebelum penanaman kacang panjang sehingga tersedianya habitat serangga predator seperti Coccinellidae sehingga adanya pencegahan sebelum populasi A. craccivora melimpah. Penambahan MeSA juga mampu menarik serangga predator seperti Syrphidae dan Chrysophidae yang ditemukan pada perlakuan tumpangsari dengan MeSA.en_US
dc.description.sponsorshipPembimbing Skripsi : Nanang Tri Haryadi, SP., M.Sc.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Pertanianen_US
dc.subjectAphis craccivora K.en_US
dc.subjectTUMPANGSARI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.)en_US
dc.subjectSERANGGA PREDATORen_US
dc.titleKelimpahan Aphis craccivora K. dan Serangga Predator pada Tumpangsari Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) dan Jagung (Zea Mays L.) dengan Penambahan Metil Salisilat (MeSa)en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record