Evaluasi Neraca Hara NPK dalam Lahan Sawah Padi dan Rekomendasi Pemupukan NPK pada Penanaman Berikutnya di Daerah Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik)
Abstract
Tanah-tanah yang telah lama digunakan untuk pertanian, khususnya sawah, dari tahun ke tahun terus meningkat kebutuhan unsur hara tanaman, pupuk, dalam mencapai produksi maksimalnya. Hal ini juga berarti kesuburan tanah mengalami penurunan yang disebabkan oleh satu atau beberapa faktor pembatas khususnya bahan organik tanah dan unsur hara NPK. Hingga saat ini sumber pupuk NPK dari pupuk anorganik seperti: urea, SP36, KCl, NPK, atau beberapa pupuk spesifik yang disesuaikan kondisi tanahnya. Pupuk anorganik terbukti bisa meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman, akan tetapi juga berdampak pada meningkatkan proses dekomposisi bahan organik tanah sehingga juga diikuti dengan penurunan kadar bahan organik tanah. Dampak lainnya adalah ketidaksetimbangan unsur hara khususnya NPK, kelimpahan organisme di dalam tanah, serta efektifitas dan efisiensi penggunaan pupuk yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui neraca hara dan rekomendasi pemupukan musim tanam berikutnya dalam meningkatkan efesiensi penggunaan pupuk dan kesuburan tanah. Metode penelitian yang digunakan adalah kausal komparatif atau merupakan salah satu dari metode penelitian kuantitatif untuk mengevaluasi kemungkinan hubungan kharakteristik tanah dan produksi tanaman. Ada 5 lokasi yang berbeda baik tempat, karakteristik tanah, input, dan output pupuk yang diterapkan untuk melihat keragamannya. Neraca unsur hara NPK didasarkan pada input dan output unsur hara (NPK) dalam semusim dengan menggunakan perhitungan didasarkan pada kadar C-organik, NPK total baik input maupun output. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya keragaman dalam input dan output pengelolaan sawah pada kelima lokasi atau sampel yaitu desa Kedanyang, Bunder Asri (Sekarkurung), Klangonan, Kembangan, dan Prambangan Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik; bervariasi baik luas lahan, komoditas tanaman, pupuk yang digunakan, dan produktivitasnya. Evaluasi lebih detil berdasarkan analisis kharakteristik tanah menunjukkan bahwa kadar C-organik tanahnya rendah (1-2%) dan bahkan untuk lokasi Prambangan sangat rendah yaitu sekitar 0,89%; sehingga dikatakan sebagai faktor pembatas utamanya. Selanjutnya berdasarkan perhitungan input unsur hara NPK baik dari tanah sebelum tanam dan pupuk dibandingkan dengan dari tanah setelah panen dan hasil panen menunjukkan bahwa neraca hara N di lokasi Kedanyang dan Prambangan negatif atau terjadi pengurasan unsur hara tersebut sehingga membutuhkan pemupukan lebih banyak dari sebelumnya. Sebaliknya untuk lokasi Bunder Asri, Klangonan, dan Kembangan neraca haranya positif atau adanya sisa unsur hara yang ditambahkan (berlebihan) sehingga disarankan untuk mengurangi dosis pupuk tersebut. Neraca unsur hara P menunjukkan pada semua lokasi negatif dan K juga terjadi negatif kecuali lokasi Klangonan. Berdasarkan hasil evaluasi neraca unsur hara tersebut menunjukkan bahwa rekomendasi pemupukan pada lokasi berbeda sesuai dengan hasil neracanya. Hasil neraca hara yang negatif
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4245]