Show simple item record

dc.contributor.authorRAHMA, Talita Inas
dc.date.accessioned2022-08-17T11:10:29Z
dc.date.available2022-08-17T11:10:29Z
dc.date.issued2021-11-17
dc.identifier.nim171510501129en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/108851
dc.descriptionFinalisasi oleh Taufik Tgl 17 Agustus 2022en_US
dc.description.abstractSebanyak 2,4 juta ton tempe dihasilkan dalam setahun (Badan Standarisasi Nasional, 2012) dengan jumlah limbah yang dihasilkan juga meningkat sejalan dengan tingginya produksi. Terdapat dua jenis limbah industr tempe, padat dan cair. Limbah cair tempe mengandung N 0,05%, P 0,048%, dan K 0,02% dan akan meningkat setelah difermentasi selama 6, 10, dan 14 hari dalam 0,25 g mengandung N sebesar 0,231%, 0,302%, dan 0,128%. Adanya kandungan NPK tersebut, limbah tempe bisa dijadikan sebagai POC. Akan tetapi dikarenakan hasil fermentasi tidak bisa diberikan dalam dosis tinggi sehingga perlu ditambahkan bahan lain seperti air kelapa. Adanya kandungan nutrisi dan hormon di air kelapa diharapkan bisa membantu memenuhi nutrisi yang dibutuhkan tanaman seperti sawi hijau (Brassica rapa var. parachinensis) yang dibudidayakan secara hidroponik wick. Percobaan dilakukan pada bulan Maret-Juli 2021 dan bertempat di Kelurahan Sukabumi, Kota Probolinggo dengan ketinggian lokasi 9 mdpl. Percobaan ini menggunakan metode percobaan Rancangan Acak lengkap (RAL) dengan 2 faktor perlakuan dosis air kelapa (D) dengan 3 taraf : 100 ml, 150 ml, dan 200 ml serta faktor lama fermentasi POC (F) dengan 3 taraf : 6 hari, 10 hari, dan 14 hari. Terdapat 9 kombinasi kedua perlakuan tersebut dengan setiap kombinasi terdiri dari 3 ulangan dan setiap unit percobaan terdiri dari 3 sampel tanaman, sehingga total ada 81 sampel tanaman sawi hijau. Hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) yang apabila terdapat hasil yang berbeda nyata pada perlakuan penelitian, akan dilakukan uji lanjut BNT dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan jika perlakuan kombinasi lama fermentasi POC (F) dan penambahan dosis air kelapa (D) menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada semua parameter pengamatan tinggi tanaman (cm), jumlah daun, lebar daun (cm), Panjang akar (cm), berat segar (gr), dan warna daun. Perlakuan lama fermentasi (F) menunjukkan hasil yang berbeda nyata pada parameter lebar daun (cm) dengan perlakuan terbaik yaitu F2 (10 hari) yang menunjukkan rata-rata lebar daun 4,20 cm. Perlakuan penambahan dosis air kelapa (D) berbeda nyata pada parameter tinggi tanaman (cm) dengan perlakuan terbaik D2 (150 ml) yang menunjukkan rata-rata tinggi tanaman 18,74 cm serta parameter warna daun dengan perlakuan terbaik D3 (200 ml) yang menujukkan rata-rata warna duan pada table BWD (Bagan Warna Daun) 2,54.en_US
dc.description.sponsorshipIr. Bambang Kusmanadhi, M.Agr., Scen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Pertanianen_US
dc.subjectPOC Limbah Industri Tempeen_US
dc.subjectAir Kelapaen_US
dc.subjectSawi Hijauen_US
dc.titlePenggunaan POC Limbah Industri Tempe yang Diperkaya Air Kelapa terhadap Pertumbuhan dan Produksi Sawi Hijau (Brassica rapa var. parachinensi) Secara Hidroponiken_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiAGROTEKNOLOGIen_US
dc.identifier.pembimbing1Ir. Bambang Kusmanadhi, M.Agr., Sc.en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record