dc.description.abstract | Sebanyak 2,4 juta ton tempe dihasilkan dalam setahun (Badan Standarisasi
Nasional, 2012) dengan jumlah limbah yang dihasilkan juga meningkat sejalan
dengan tingginya produksi. Terdapat dua jenis limbah industr tempe, padat dan cair.
Limbah cair tempe mengandung N 0,05%, P 0,048%, dan K 0,02% dan akan
meningkat setelah difermentasi selama 6, 10, dan 14 hari dalam 0,25 g mengandung
N sebesar 0,231%, 0,302%, dan 0,128%. Adanya kandungan NPK tersebut, limbah
tempe bisa dijadikan sebagai POC. Akan tetapi dikarenakan hasil fermentasi tidak
bisa diberikan dalam dosis tinggi sehingga perlu ditambahkan bahan lain seperti air
kelapa. Adanya kandungan nutrisi dan hormon di air kelapa diharapkan bisa
membantu memenuhi nutrisi yang dibutuhkan tanaman seperti sawi hijau (Brassica
rapa var. parachinensis) yang dibudidayakan secara hidroponik wick.
Percobaan dilakukan pada bulan Maret-Juli 2021 dan bertempat di
Kelurahan Sukabumi, Kota Probolinggo dengan ketinggian lokasi 9 mdpl.
Percobaan ini menggunakan metode percobaan Rancangan Acak lengkap (RAL)
dengan 2 faktor perlakuan dosis air kelapa (D) dengan 3 taraf : 100 ml, 150 ml, dan
200 ml serta faktor lama fermentasi POC (F) dengan 3 taraf : 6 hari, 10 hari, dan
14 hari. Terdapat 9 kombinasi kedua perlakuan tersebut dengan setiap kombinasi
terdiri dari 3 ulangan dan setiap unit percobaan terdiri dari 3 sampel tanaman,
sehingga total ada 81 sampel tanaman sawi hijau. Hasil penelitian dianalisis
menggunakan analisis ragam (ANOVA) yang apabila terdapat hasil yang berbeda
nyata pada perlakuan penelitian, akan dilakukan uji lanjut BNT dengan taraf 5%.
Hasil penelitian menunjukkan jika perlakuan kombinasi lama fermentasi
POC (F) dan penambahan dosis air kelapa (D) menunjukkan hasil yang tidak
berbeda nyata pada semua parameter pengamatan tinggi tanaman (cm), jumlah
daun, lebar daun (cm), Panjang akar (cm), berat segar (gr), dan warna daun.
Perlakuan lama fermentasi (F) menunjukkan hasil yang berbeda nyata pada
parameter lebar daun (cm) dengan perlakuan terbaik yaitu F2 (10 hari) yang
menunjukkan rata-rata lebar daun 4,20 cm. Perlakuan penambahan dosis air kelapa
(D) berbeda nyata pada parameter tinggi tanaman (cm) dengan perlakuan terbaik
D2 (150 ml) yang menunjukkan rata-rata tinggi tanaman 18,74 cm serta parameter
warna daun dengan perlakuan terbaik D3 (200 ml) yang menujukkan rata-rata
warna duan pada table BWD (Bagan Warna Daun) 2,54. | en_US |