dc.description.abstract | Pembelajaran adalah suatu kondisi dimana guru dapat memberi informasi
mengenai pengetahuan dan mengelola lingkungan yang mempengaruhi siswa
dalam proses belajar. Matematika merupakan salah satu materi dalam pembelajaran
yang paling penting dalam pendidikan dan dalam menghadapi permasalahan pada
kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran matematika di sekolah meliputi,
kemampuan (1) problem solving (pemecahan masalah), (2) reasoning and proof
(penalaran dan bukti), (3) communication (komunikasi), (4) connections (koneksi),
dan (5) representations (representasi). Komunikasi matematis adalah kemampuan
yang harus dibekalkan kepada siswa dalam lingkungan sekolah. Komunikasi
matematis adalah suatu keterampilan penting dalam matematika yaitu kemampuan
untuk mengkomunikasikan matematika itu sendiri untuk memperjelas keadaan atau
masalah. Komunikasi tidak hanya dilihat dari hasil akhir peserta didik, melainkan
juga dilihat dari proses pengerjaannya. Namun setiap manusia pada hakikatnya
memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan setiap manusia
mempunyai kepribadian yang berbeda. Tipe kepribadian manusia digolongkan
menjadi empat, yaitu: artisan, idealist, guardian, dan rational.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi
matematis siswa berdasarkan tipe kepribadian David Keirsey. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dan dilaksanakan di SMP Negeri 11
Jember pada tanggal 11 – 20 Februari 2022. Metode yang digunakan adalah metode
angket, tes Persamaan Garis Lurus, dan wawancara. Subjek penelitian adalah 8
siswa yang terdiri atas 2 siswa dengan masing-masing tipe kepribadian yaitu
artisan, idealist, guardian, dan rational.
Siswa artisan cenderung tidak menunjukkan sepenuhnya indikator
kemampuan mengekspresikan ide-ide atau gagasan matematika secara tulis,
melainkan hanya kemampuan secara lisan. Siswa artisan juga menunjukkan
indikator kemampuan memahami, menginterpretasi, dan mengevaluasi ide-ide atau
gagasan matematika serta menggunakan simbol matematika baik tertulis maupun
lisan.
Siswa idealist tidak menunjukkan sepenuhnya indikator kemampuan
mengekspresikan ide-ide atau gagasan matematika secara tertulis, melainkan hanya
mampu menunjukkan sebagian dari indikator kemampuan tes lisan. Siswa idealist
juga hanya memenuhi sebagian indikator kemampuan memahami,
menginterpretasi, dan mengevaluasi ide-ide atau gagasan matematika pada tes tulis
dan lisan. Akan tetapi, siswa idealist mampu menunjukkan indikator kemampuan
untuk menggunakan simbol matematika baik tertulis maupun lisan.
Siswa guardian menunjukkan sebagian indikator kemampuan
mengekspresikan ide-ide atau gagasan matematika dan kemampuan memahami,
menginterpretasi, dan mengevaluasi ide-ide atau gagasan matematika secara tertulis
maupun lisan. Siswa guardian mampu menunjukkan kemampuan untuk
menggunakan simbol matematika pada tes tulis dan lisan.
Siswa rational menunjukkan seluruh indikator kemampuan mengekspresikan
ide-ide atau gagasan matematika secara tertulis maupun lisan. Siswa rational juga
menunjukkan seluruh indikator kemampuan memahami, menginterpretasi, dan
mengevaluasi ide-ide atau gagasan matematika serta menggunakan simbol
matematika pada tes tulis dan lisan. | en_US |