dc.description.abstract | Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan (KBPKP) merupakan
sistem penyesuaikan besaran tarif kapitasi berdasarkan capaian indikator angka
kontak dengan besaran ≥150% permil, rasio rujukan rawat jalan kasus non
spesialistik sebesar <5%, rasio peserta prolanis berkunjung sebesar ≥50%, dan
kunjungan rumah sebesar 100% per tahun. Pelaksanaan KBPKP di Kabupaten
Situbondo dilaksanakan tahun 2017. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
yang mampu memenuhi semua indikator komitmen pelayanan akan mendapatkan
besaran kapitasi penuh sesuai norma kapitasi. Sedangkan FKTP yang belum
mampu memenuhi salah satu indikator penilaian akan memperoleh pengurangan
besaran kapitasi. Berdasarkan sosialisasi Peraturan BPJS Kesehatan 7 Tahun 2019
tentang Petunjuk Pelaksanaan Sistem Pembayaran Kapitasi Berbasis Kinerja di
kantor cabang Ternate diketahui bahwa dalam pelaksanaan KBKP tahun 2018
menyebutkan capaian indikator AK dan RPPB belum mampu memenuhi target
dengan capaian AK sebesar 106,97%0 dan RPPB sebesar 34,32%. BPJS
Kesehatan melakukan perubahan karena ketidakcapaian indikator dengan
mengubah sistem KBPKP menjadi sistem Kapitasi Berbasis Kinerja (KBK) yang
pelaksanaannya dimulai pada bulan Oktober tahun 2019. Penilaian KBK dilihat
berdasarkan pencapaian indikator yang meliputi angka kontak sebesar ≥150%
permil, rasio rujukan rawat jalan kasus non spesialistik sebesar ≤2%, dan rasio
peserta prolanis terkendali sebesar ≥5%. Kriteria penilaian KBK lebih spesifik
daripada sistem KBPKP, terutama pada pemenuhan indikator RPPT. Peserta
prolanis harus dalam kondisi Diabetes Mellitus dan Hipertensi terkendali bukan hanya pada jumlah peserta prolanis berkunjung. Berdasarkan capaian indikator
RPPT, Puskesmas Panarukan merupakan puskesmas dengan jumlah peserta
prolanis terkendali tertinggi dari 20 puskesmas di Kabupaten Situbondo selama
periode bulan November-Desember 2019 sampai Februari 2020 dengan capaian
0,9%, 0,8%, 0,3%, 0,4%, sedangkan jumlah peserta prolanis terkendali terendah
terjadi di Puskesmas Panji sebesar 0%.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian dilakukan di
dua puskesmas, yaitu Puskesmas Panarukan dan Puskesmas Panji Kabupaten
Situbondo. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai November
2021. Variabel yang menjadi fokus dalam penelitian ini meliputi aspek Sumder
Daya Manusia (SDM) yang terdiri dari ketersediaan SDM, pengetahuan, pelatihan
dan komitmen. Sedangkan aspek manajemen terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari aspek SDM yang meliputi
ketersediaan SDM di Puskesmas Panarukan dan Puskesmas Panji sudah memadai,
dibuktikan dengan adanya penanggungjawab khusus dan pelaksana prolanis
meliputi dokter, perawat, tenaga promosi kesehatan, dan pihak laboratorium.
Komitmen juga telah diberikan oleh kepala puskesmas dengan adanya penegasan
dan pemantauan kepada pelaksana prolanis dalam kegiatan audit internal
puskesmas dan mini lokakarya (minlok). Namun dari segi pengetahuan terkait
pencapaian indikator kapitasi khususnya indikator RPPT Puskesmas Panarukan
dan Puskesmas Panji masih rendah. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya
pemahanan pencapaian target Prolanis yang masih mengacu pada sistem KBPKP,
yaitu pada jumlah peserta prolanis berkunjung bukan pada jumlah peserta prolanis
terkendali. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya pergantian penanggungjawab
dan pelaksana kegiatan, serta kurangnya koordinasi antara penerima sosialisasi
dengan penanggungjawab saat ini sehingga informasi belum tersampaikan. Pada
aspek manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan di Puskesmas Panarukan dan Puskesmas Panji sudah baik. Namun
karena persepsi informan terkait capaian target indikator RPPT masih mengacu pada peraturan KBPKP sehingga menyebabkan tujuan dari pelaksanaan prolanis
masih kurang maksimal.
Saran yang dapat diberikan adalah penanggung jawab dan pelaksana
prolanis melakukan data ulang terkait kepesertaan prolanis sehingga tidak
mempengaruhi perhitungan capaian indikator RPPT, memodifikasi penyampaian
materi edukasi kesehatan sehingga informasi mudah tersampaikan kepada peserta
prolanis, meningkatkan kesadaran peserta akan pentingnya mengonsumsi obat
secara teratur, menjaga pola hidup sehat, rutin melaksanakan aktivitas fisik,
menciptakan hubungan yang erat antara petugas dengan peserta prolanis serta
sesama peserta prolanis yang tergabung dalam klub saling bekerja sama
menciptakan suasana yang kondusif, kompak, dan menyenangkan sehingga
mampu meningkatkan kepercayaan diri dalam mengelola penyakit yang diderita,
serta mengintegrasikan klub prolanis dengan program posbindu PTM untuk
mengetahui dan menjaga kondisi peserta | en_US |