dc.description.abstract | Masa perkembangan anak merupakan salah satu proses bertambahnya
kemampuan (skill) struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan/maturitas yang
menyangkur proses deferensiasi sel tubuh, jaringan tubuh, organ, dan sistem organ
yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsinya (Soetjiningsih., 2013). Pada perkembangannya, anak dengan usia kurang
dari 2 tahun sering mengalami gangguan perkembangan jika tidak diberikan
perhatian secara khusus. Salah satu faktor risiko yang menyebabkan terjadinya
gangguan perkembangan anak yaitu anak dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR). Kasus penyimpangan perkembangan anak dengan riwayat BBLR di
Kabupaten Pamekasan diketahui terdapat 5 anak yang mengalami kasus
penyimpangan tersebut. Puskesmas Tlanakan menempati peringkat pertama pada
tahun 2020 dengan kejadian gangguan perkembangan anak. Untuk mencegah
penyimpangan perkembangan anak maka perlu mendapatkan perhatian khusus
berupa asupan gizi yang cukup serta pemberian stimulus yang tepat pada anak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara BBLR
dan pemberian stimulasi dengan perkembangan anak usia 12-24 bulan di wilayah
kerja Puskesmas Tlanakan Kabupaten Pamekasan.
Penelitian ini menggunakan metode analitik kuantitatif dengan pendekatan
cross sectional yang dilakukan pada bulan juli hingga Agustus 2021. Responden
penelitian ini adala seluruh balita usia 12-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas
Tlanakan Kabupaten Pamekasan sebanyak 112 responden dengan menggunakan
simple random sampling sebagai teknik pengambilan sampel. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Variabel bebas terdiri dari
karakteristik keluarga (usia ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, dan pendapatan
keluarga), BBLR, dan pemberian stimulasi. Variabel terikat terdiri dari
perkembangan anak yang menggunakan pengukuran berdasarkan kuesioner Pra
Skrining Perkembangan (KPSP). Data primer yang diperoleh dianalisis
menggunakan teknik analisis univariat dan bivariat dengan iji chi-square.
Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden termasuk
dalam kategori usia 12-24 bulan (35,7%), berjenis kelamin perempuan (57,1%).
Sedangkan menurut karaktristik keluarga mayoritas usia ibu dari responden berusia
26-35 tahun (46,6%), berpendidikan menengah (SMA/MA) (44,6%), tidak bekerja
(65,2%), dan pendapatan keluarga < UMR Kabupaten Pamekasan (63,4%).
Sebagian besar responden tidak memiliki riwayat BBLR (69,6%) dan orang tua
telah memberikan stimulasi yang baik pada anaknya yang diukur menggunakan
banyaknya stimulasi yang dilakukan ibu kepada anakya sesuai dengan tahap
usianya (76.8%). Hasil uji statistik chi-square menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan antara karakteristik keluarga (usia ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, dan
pendapatan keluarga) dan BBLR dengan perkembangan anak usia 12-24 bulan
dengan memperoleh nilai p > α. Akan tetapi terdapat hubungan antara pemberian
stimulasi dengan perkembangan anak usia 12-24 bulan secara statistik dengan nilai
p-value = 0,011. Berdasarkan hasil bivariat penelitian diketahui terdapat 1 variabel
yang terpercaya (CI 95%) yaitu variabel pemberian stimulasi dengan nilai OR =
1,130 CI 95% = 1,084-1,299)
Berdasarkan hasil tersebut maka disarankan kepada masyarakat khususnya
orang tua yang memiliki anak dengan usia 0-2 tahun dengan riwayat BBLR agar
selalu aktif membawa anak ke posyandu serta memantau perkembangan anak
dengan rutin. Selain itu orang tua juga harus meningkatkan pengetahuannya dalam
memberikan stimulasi yang sesuai dengan tahapan perkembangannya. Stimulasi
juga diarahkan agar anak ketika telah memasuki usia pra sekolah anak telah siap
untuk mulai belajar berbahasa, kemandirian serta berinteraksi dengan teman
barunya. | en_US |