Show simple item record

dc.contributor.authorMEIDIKA, Hartin Fina
dc.date.accessioned2022-07-12T02:20:33Z
dc.date.available2022-07-12T02:20:33Z
dc.date.issued2021-01-05
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/108332
dc.descriptionValidasi unggah file repositori_Iswahyudi Finalisasi unggah file repositori tanggal 12 Juli 2022_Kurnadien_US
dc.description.abstractIndonesia merupakan negara terbesar ketiga prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara. Kabupaten Jember merupakan satu dari 11 Kabupaten prioritas penanganan stunting di Jawa Timur. Menurut studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, dari 50 wilayah kerja Puskesmas di Kabupaten Jember, wilayah kerja Puskesmas Sumberjambe menjadi wilayah dengan prevalensi tertinggi stunting pada tahun 2018. Adapun pada tahun 2019, prevalensi stunting di wilayah kerja Puskesmas Sumberjambe sebesar 29,35%. Stunting tidak hanya berdampak pada kesehatan anak, memperbesar risiko terhadap penyakit infeksi namun juga berdampak pada keterlambatan perkembangan. Oleh karena itu diperlukan asupan gizi yang baik untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan otak terutama pada 2 tahun pertama setelah anak lahir karena gangguan gizi di masa ini akan berdampak pada jumlah sel otak dan mielinisasi yang tidak optimal serta tidak bisa dikejar pada pertumbuhan selanjutnya. Perkembangan anak tidak hanya dipengaruhi oleh asupan makanan dan status gizi. Namun ada faktor tidak langsung yang dapat mempengaruhi perkembangan anak yaitu ketahanan pangan. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sumberjambe Jember (Desa Gunung Malang, Desa Sumberjambe, Desa Cumedak, Desa Rowosari dan Desa Randuagung). Penelitian dilakukan pada April-Mei 2020. Sampel penelitian berjumlah 76 responden. Sampel dalam penelitian ini yaitu balita usia 24-59 bulan yang tinggal di Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember. Teknik sampling menggunakan simple random sampling. Analisis data diolah menggunakan uji chi-square dengan tingkat signifikansi p<0,05 Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa karakteristik balita yaitu usia balita di Kecamatan Sumberjambe paling banyak berumur 24-36 bulan sebesar 42,1%, jenis kelamin sebagian besar perempuan sebesar 53,9%, sebagian besar balita tidak memiliki riwayat BBLR sebesar 92,1% dan sebagian besar balita tidak mengikuti PAUD sebesar 65,8%. Adapun berdasarkan karakteristik keluarga, sebagian besar ibu balita berpendidikan dasar dengan persentase 67,1% dan sebagian besar keluarga balita memiliki pendapatan dibawah UMK Jember dengan persentase 90,8%. Perkembangan balita 24-59 sebagian besar tidak sesuai sebesar 63,2%. Keluarga balita yang berada dalam kondisi rawan pangan sebesar 67,1%. Adapun berdasarkan asupan makanan, sebagian besar balita memiliki asupan yang cukup pada asupan energi (61,8%), protein (93,4%), lemak (68,4) dan zink (72,4%) dan sebagian besar memiliki asupan yang kurang pada asupan karbohidrat (51,3) dan kalsium (68,4%). Adapun berdasarkan kejadian stunting, balita yang mengalami stunting di Kecamatan Sumberjambe adalah sebesar 34,2%.en_US
dc.description.sponsorshipNinna Rohmawati, S.Gz.,M.PH Dosen Pembimbing Manik Nur Hidayati, S.Gz.,M.PHen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kesehatan Masyarakaten_US
dc.subjectKetahanan Panganen_US
dc.subjectAsupan Makananen_US
dc.subjectStuntingen_US
dc.subjectPerkembangan Balitaen_US
dc.titleKetahanan Pangan, Asupan Makanan dan Kejadian Stunting dengan Perkembangan Balita (Studi di Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record