Aspek-aspek Psikologis Tokoh Utama dalam Novel Autumn in Paris Karya Ilana Tan: Kajian Psikologi Wanita
Abstract
Novel Ilana Tan yang berjudul Autumn in Paris merupakan salah satu novel
bergenre metropop yang telah banyak dinikmati oleh penggemar novel Indonesia.
Banyaknya penikmat novel Autumn in Paris membuat Ilana Tan dinobatkan
sebagai pengarang mega bestseller dengan 29 kali cetakan. Novel Autumn in Paris
menceritakan tentang seorang wanita bernama Tara yang tinggal di Paris bersama
ayahnya setelah orang tuanya bercerai dan ibunya tinggal di Indonesia. Tara
merupakan seorang wanita yang berkepribadian menyenangkan dan mudah dekat
dengan siapa saja. Ia merupakan seorang wanita yang mudah memperlihatkan
suasana hatinya dan mudah merasa kesal terhadap hal-hal kecil. Kepribadian Tara
yang menyenangkan tersebut membuatnya mudah dekat dengan sosok laki-laki
bernama Tatsuya. Kedekatan Tara dan Tatsuya ternyata mengalami permasalahan
setelah keduanya mengetahui bahwa mereka merupakan saudara seayah.
Berdasarkan permasalahan yang terdapat dalam novel tersebut, peneliti
menggunakan kajian psikologi wanita untuk menganalisis aspek-aspek psikologis
tokoh utama dalam novel Autumn in Paris. Analisis yang dilakukan bertujuan
mendeskripsikan keterkaitan antarunsur struktural, serta mendeskripsikan aspekaspek psikologis tokoh utama novel Autumn in Paris berdasarkan kajian psikologi
wanita. Peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Tema mayor yang terdapat dalam novel Autumn in Paris adalah kisah cinta
seorang wanita terhadap pria yang merupakan saudara seayahnya. Tema minor
terdiri dari lima hal yaitu persahabatan antara laki-laki dengan perempuan,
persahabatan antara perempuan dengan perempuan, hubungan antara ayah dan
anak, bertanggung jawab dan cekatan dalam bekerja, dan membantu sesama. Tema
tersebut secara garis besar menggambarkan perwatakan tokoh utama, serta tokohtokoh bawahannya. Tokoh utama dalam novel Autumn in Paris karya Ilana Tan
adalah Tara. Tokoh bawahan yang paling banyak berinteraksi dengan tokoh utama
yaitu Tatsuya, Sebastien, Élise, Jean-Daniel, Kenichi Fujisawa, Keiko Ishida,
Juliette, Edouard, dan Laurent Delacour. Latar tempat dalam novel ini adalah Paris,
Tokyo, dan lingkungan di sekitarnya. Latar waktu yang terdapat dalam novel ialah
musim gugur pada era modern. Latar sosial yang terdapat dalam novel mengarah
pada kondisi sosial masyarakat Paris yang merupakan kota metropolitan. Konflik
yang terdapat dalam novel adalah konflik fisik dan konflik batin. Konflik fisik yang
terjadi adalah konflik antara manusia dan manusia dominan terjadi antara Tara,
Sebastien, Jean-Daniel, dan Tatsuya. Konflik antara manusia dan masyarakat
terjadi antara Tara dengan pencopet-pencopet yang ada di Métro dan para
pengunjung bistro. Konflik antara manusia dan alam sekitar terjadi antara Tara
dengan suasana musim gugur dan Sungai Seine. Konflik batin berupa konflik antara
suatu ide dan ide lain terjadi ketika Tara memiliki pendapat yang berbeda dengan
Sebastien dan Jean-Daniel. Konflik batin berupa konflik antara seseorang dan kata
hatinya terjadi pada Tara.
Berdasarkan hasil analisis, Tara sebagai tokoh utama dalam novel Autumn
in Paris memperlihatkan sifat-sifat khas wanita berupa kecantikan melalui perilaku
ingin mempercantik diri, kelembutan melalui caranya menghibur orang-orang di
sekitarnya, rendah hati dengan usaha tidak mengunggulkan dirinya sendiri, dan sifat
memelihara yang diperlihatkannya melalui kerelaannya untuk berkorban dan
merawat orang-orang di sekitarnya. Sebagai wanita dewasa, Tara dapat
bertanggung jawab atas dirinya, menjadi pribadi yang mandiri, dan bekerja. Intuisi
wanita yang dimiliki Tara membuatnya memiliki cara berpikir kreatif, tetapi
intuisinya kerap diliputi oleh prasangka. Sebagai anak tunggal, Tara kerap
menginginkan keutamaan dan sebagai masyarakat Paris, Tara menerapkan
kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat Paris. Konflik yang terjadi
antara Tara, Tatsuya, dan ayahnya membuat Tara mengalami depresi dan berniat
bunuh diri dengan melompat ke Sungai Seine. Tara mengalami depresi dan berniat
bunuh diri, serta mengalami titik patah yang diakibatkan oleh permasalahanpermasalahan yang terjadi antara dirinya, Tatsuya, dan ayahnya. Akan tetapi, Tara
mengalami fungsi revisi, sehingga menyembuhkan luka batinnya dan mengubah
total kebiasaannya.