Analisis Kesiapan Manajemen k3rs Dalam Menunjang Akreditasi Snars Rs X Di Kabupaten Banyuwangi
Date
2021-01-29Metadata
Show full item recordAbstract
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat
K3RS merupakan segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan
dan kesehatan bagi sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung maupun lingkungan rumah sakit melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. K3RS berada dibawah Kementerian
Kesehatan yang mewajibkan rumah sakit meningkatkan sistem menajemen
keselamatan dan kesehatan kerja melalui Komite Akreditasi Rumah Sakit
(KARS). Pelaksanaan K3RS tertuang dalam pokja MFK akreditasi SNARS 1.1
terkait SDM RS adalah upaya untuk mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan
resiko Penyakit Akibat Kerja(PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) serta
meningkatkan derajat kesehatan para pekerja sehingga produktivitas kerja
meningkat. Kesiapan K3RS dinilai dengan mengkaji manajemen risiko,
keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit, pelayanan kesehatan kerja,
pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari aspek keselamatan dan
kesehatan kerja, pencegahan dan pengendalian kebakaran, pengelolaan prasarana
rumah sakit dari aspek keselamatan dan kesehatan kerja, pengelolaan peralatan
medis dari aspek keselamatan dan kesehatan kerja, kesiapsiagaan menghadapi
kondisi darurat atau bencana.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua elemen penilaian Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan SNARS 1.1 sebanyak 104 elemen. Teknik pengumpulan data yaitu
dokumentasi, wawancara, observasi dan simulasi. Subyek wawancara kami
sebanyak 18 sumber.
K3RS dalam SNARS meliputi manajemen risik, keselamatan dan
keamanan di Rumah Sakit, pelayanan kesehatan kerja, pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) dari aspek keselamatan dan kesehatan kerja,
pencegahan dan pengendalian kebakaran, pengelolaan prasarana rumah sakit dari
aspek keselamatan dan kesehatan kerja, pengelolaan peralatan medis dari aspek
keselamatan dan kesehatan kerja, kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau
bencana. Nilai capaian kesiapanannya masing-masing 54,1%; 54,7%; 50%;
79,4%; 38,8%; 49,9%; 76,3%. Rata-rata kesiapan K3RS RS X menghadapi
akreditasi SNARS 1.1 yaitu 58,7 % kurang dari standar akreditasi SNARS 1.1
yaitu 80%. Beberapa hal dalam pelaksanaan program-program tanpa diawali
dengan regulasi sebagai dasar pembuatan SOP, sehingga banyak pelaksanaan
dibawah tanpa dasar regulasi yang kuat. Bukti pelaksanaan pelatihan program
MFK dan pelaksanaan perawatan dan preventif sangat kurang, kegiatan belum
terdokumentasikan baik, meliputi undangan, daftar hadir, pre-test-post-test, dan
notulen. Serta masih kurangnya monitoring dan evaluasi yang dilakukan.
Keterbatasan dari penelitian ini adalah rentang score penilaian yang lebar, disini
rentang nilai sebesar 5 angka sangat mempengaruhi hasil penilaian akhir.
Saran dalam penelitian ini adalah direktur rumah sakit dan staff yang
bertanggung jawab terhadap manajemen fasilitas di rumah sakit harus
menyiapkan regulasi dan pedoman-pedoman yang menjadi acuan dalam
penyusunan program MRFL RS (Manajemen Resiko Fasilitas dan Lingkungan
Rumah Sakit), pendokumentasian program meliputi undangan, daftar hadir, pre
test-post test, notulen, serta monitoring dan evaluasi berupa hardcopy atau
softcopy. Penambahan tenaga di bagian IPSRS sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Memberikan masukan kepada KARS tentang pengkategorian penilaian
setiap elemen sehingga mendapatkan nilai lebih akurat dan membantu RS dalam
mengambil keputusan yang lebih baik untuk mempersiapkan akreditasi SNARS
Collections
- MT-Sciences of Health [112]