Show simple item record

dc.contributor.authorSASMITA, Dela Putri
dc.date.accessioned2022-06-28T02:20:42Z
dc.date.available2022-06-28T02:20:42Z
dc.date.issued2021-02-09
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/107969
dc.description.abstractPekerja sektor informal tidak dituntut memiliki keterampilan khusus dan berpendidikan tinggi sehingga pekerja sektor informal kurang memiliki kesadaran dan pengetahuan tentang bahaya di lingkungan kerja sehingga sering berisiko terhadap kesehatan dan keselamatan kerjanya. Gangguan kesehatan yang sering muncul pada pekerja sektor informal adalah Musculoskeletal Disorders (MSDs). MSDs adalah adalah gangguan pada bagian otot skeletal yang disebabkan karena otot menerima beban statis secara berulang dan terus menerus dalam jangka waktu yang lama dan akan menyebabkan keluhan pada sendi, ligamen, dan tendon. Salah satu sektor informal adalah para pembuat gula kelapa di Desa Lojejer Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember. Para pembuat gula kelapa lebih sering melakukan pekerjaan dengan cara duduk membungkuk dan menggunakan kedua tangan untuk melakukan pengadukan. Hal ini dilakukan secara terus menerus dan dapat mengakibatkan gangguan Musculoskeletal Disorders (MSDs). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada pembuat gula kelapa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian analitik observasional dan rancangan studi cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Desa Lojejer Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember. Sampel pada penelitian ini adalah pembuat gula kelapa yang berjumlah 46 orang yang diperoleh dengan menggunakan teknik simple cluster sampling. Variabel bebas pada penelitian ini adalah faktor individu (usia, jenis kelamin, masa kerja, IMT dan kebiasaan olahraga), faktor pekerjaan (postur kerja dan durasi) dan faktor lingkungan (suhu). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs). pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara menggunakan kuesioner, NMQ untuk mengetahui keluhan Musculsokeletal Disorders dan observasi menggunakan metode REBA. Penelitian ini menggunakan uji Chi Square untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian responden berusia >35 tahun, mayoritas responden berjenis kelamin perempuan, mayoritas masa kerja responden yaitu >4 tahun, mayoritas Indeks Massa Tubuh responden dalam keadaan normal, dan mayoritas responden tidak melakukan olahraga. Postur kerja responden berisiko tinggi mengalami keluhan Musculoskeletal Disorders dan responden melakukan pekerjaan selama 8 jam, durasi responden saat melakukan aktivitas yang diteliti yaitu 1-2 jam dan suhu lingkungan di tempat kerja mayoritas >30oC. Berdasarkan hasil penilaian keluhan pada responden sebagian besar responden mengalami keluhan pada bagian bahu kiri, bahu kanan, lengan atas kiri, lengan atas kanan, betis kiri dan betis kanan. Berdasarkan hasil analisis data menggunakan uji statistik menunjukkan bahwa untuk faktor individu, umur (p value = 1,000 ), jenis kelamin (p-value = 1,000), Indeks Masa Tubuh (p-value = 0,680), masa kerja (p-value = 0,130) dan kebiasaan olahraga (p-value = 1,000 ) tidak memiliki hubungan dengan keluhan Musculoskeletal Disorders. Faktor pekerjaan yang memiliki hubungan dengan keluhan Musculoskeletal Disorders adalah postur kerja pada proses pengadukan (p-value = 0,005), pada proses pencetakan (p-value = 0,033) dan durasi (p-value = 0,390) tidak memiliki hubungan dengan keluhan Musculoskeletal Disorders. Faktor lingkungan suhu (p-value = 0,056 ) tidak memiliki hubungan dengan keluhan Musculoskeletal Disorders. Saran yang dapat diberikan adalah Dinas Kesehatan membentuk Pos UKK (Upaya Kesehatan Kerja) yang aktif untuk memberikan edukasi tentang perbaikan postur kerja yang ergonomis dan lingkungan kerja. Kemudian dapat mengadakan senam ergonimis satu minggu sekali dan membuat SOP (Standard Operating Procedure) tentang peregangan otot. Bagi pekerja dapat memperbaiki bahwa tinggi wajan dan meja pencetakan harus selaras dengan tempat duduk yang harus disesuaikan dengan tinggi siku. Bagi peneliti selanjunya dapat meneliti proses pembuatan gula mulai dari pengambilan nira hingga proses pembuatan gula kelapaen_US
dc.description.sponsorshipReny Indrayani, S.KM., M.KKK. ; Dosen Pembimbing Kurnia Ardiansyah Akbar, S.KM., M.KKKen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kesehatan Masyarakaten_US
dc.subjectRisikoen_US
dc.subjectMusculoskeletal Disorders (Msds)en_US
dc.subjectGula Kelapaen_US
dc.titleFaktor Risiko Keluhan Musculoskeletal Disorders (Msds) Pada Pembuat Gula Kelapa di Desa Lojejer Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jemberen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record