Peran dan Relasi Gender Dalam Keluarga Buruh Tani Wanita di Regu Tanam Mulyo Asri Desa Pontang Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember
Abstract
Regu tanam Mulyo Asri pertama kali dibentuk oleh kelompok tani Budi 
Margo Mulyo II pada tahun 2013 terdiri dari 20 petani wanita yang bergabung 
dalam kelompok tani Budi Margo Mulyo II. Pada tahun 2019 ketua kelompok tani 
Budi Margo Mulyo II merekrut 10 buruh tani wanita. Buruh tani yang bergabung 
dalam regu tanam Mulyo Asri tersebut tentunya harus bisa membagi waktu antara 
kewajibannya sebagai seorang istri dan ibu, membagi waktu dengan pekerjaannya, 
dan membagi waktu dengan kegiatan di regu tanam Mulyo Asri. Buruh tani wanita 
bekerja agar dapat membantu suami dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Semua 
aktivitas yang dilakukan oleh buruh tani wanita pun tentunya atas persetujuan dari 
pihak kepala keluarga atau suami, hal tersebut dikarenakan suami lah yang 
memiliki kekuasaan tertinggi dalam sebuah keluarga. Keluarga buruh tani wanita
memiliki relasi didalamnya. Bisaanya dalam sebuah keluarga tentunya peran laki laki (suami) lah yang memiliki kekuasaan dalam rumah tangga, sedangkan wanita 
(istri) memiliki peran sekunder sehingga semua keputusan dan tanggungjawab atas 
keluarga berada ditangan laki-laki. Meskipun buruh tani wanita telah memiliki 
pekerjaan dan penghasilan sendiri, tetapi dalam suatu keluarga wanita tetap harus 
patuh terhadap suaminya dan tetap menuruti apapun keputusan dari suaminya.
Berdasarkan fenomena tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian 
terhadap buruh tani wanita yang tergabung dalam regu tanam Mulyo Asri, dimana 
peneliti ingin mengetahui bagaimana peran gender dalam keluarga buruh tani 
wanita dan bagaimana relasi gender dalam keluarga buruh tani wanita di Desa 
Pontang Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember. Penelitian ini disusun berdasarkan 
hasil penelitian dan penggunaan teori peran gender dan teori relasi gender.
Penentuan lokasi ditentukan secara sengaja (Purposive method), dengan alasan 
wilayah tersebut miliki pertanian yang maju, terdapat regu tanam wanita yang terdiri dari buruh tani wanita dan petani wanita di desa tersebut, dan sebagian besar 
buruh tani di desa tersebut telah berkeluarga. Penelitian ini dilakukan dengan 
pendekatan kualitatif. Penentuan informan menggunakan teknik purposive 
sampling dengan pertimbangan tertentu. Pengumpulan data dilakukan dengan 
metode wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Analisis data
yang dilakukan dengan menggunakan analisis Harvard atau Gender Framework 
AnalysisI (GFA) dan Miles and Huberman. 
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pembagian kerja pada keluarga 
buruh tani wanita, pembagian kerja tersebut meliputi aktivitas produktif, aktivitas 
reproduktif, dan aktivitas sosial. Aktivitas produktif ini dilakukan oleh suami dan 
istri, namun lebih dominan suami. Kegiatan reproduktif dominan dilakukan oleh 
istri, namun terkadang suami dan anakpun turut membantu mengerjakan aktivitas 
tersebut. Kegiatan sosial dilakukan oleh suami dan istri, namun lebih dominan 
dilakukan oleh istri. Dalam pandangan emik keikutsertaan istri dalam bekerja 
merupakan sesuatu yang wajar dan sering terjadi. Dalam pandangan etik, terdapat 
isu gender yang terjadi dalam keluarga buruh tani wanita adanya beban kerja yang 
lebih berat yang dialami oleh istri. 
Relasi yang terjalin dalam keluarga buruh tani wanita berupa adanya akses 
kontrol terhadap sumberdaya dan manfaat. Suami lebih dominan dalam mengontrol 
sumberdaya seperti peralatan dan kendaraan, sedangkan akses dan kontrol terhadap 
sumberdaya modal untuk membeli peralatan dilakukan oleh suami dan istri. dalam 
akses dan kontrol terhadap manfaat istri lah yang lebih dominan dalam mengontrol 
manfaat. Istri mengontrol perihal pendapatan dan juga pemenuhan kebutuhan 
sandang, pangan, dan papan. Manfaat yang telah didapat tersebut juga dapat diakses 
atau dinikmati oleh seluruh anggota keluarga.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4533]
