dc.description.abstract | Kecelakaan kerja memiliki dampak negatif berupa kerugian bagi pihak
instansi dan tenaga kerja. Laporan National Safety Council menyatakan sebesar
41% kecelakaan kerja area rumah sakit lebih besar dari pada area industri dengan
jenis kasus tertusuk jarum, tergores/luka bakar, penyakit infeksi dan lainya. Faktor
psikososial merupakan salah satu faktor pendukung adanya kecelakaan kerja.
Faktor ini tidak mudah disadari baik dari individu maupun manajemen sehingga
jarang dilakukan pengukuran atau pengendalian. Salah satu rumah sakit yang
memiliki data pelaporan kecelakaan kerja dan belum pernah melakukan evaluasi
terkait faktor psikososial kerja adalah Rumah Sakit Umum Daerah Blambangan
Kabupaten Banyuwangi. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
faktor psikososial perawat dengan Kejadian Kecelakaan Kerja di RSUD
Blambangan Kabupaten Banyuwangi.
Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik dengan desain penelitian
cross-sectional. Penelitian dilakukan di RSUD Blambangan selama bulan
November 2020 sampai Agustus 2021. Populasi penelitian sebanyak 215 perawat
dengan sampel sebanyak 67 perawat. Teknik sampling menggunakan simple
random sampling. Variabel bebas penelitian ini adalah faktor individu dan faktor
psikososial sedangkan variabel terikat adalah kecelakaan kerja. Instrumen
pengumpulan data menggunakan angket online The Copenhagen Psychosocial
Questionnaire III (COPSOQ III) short version untuk mengevaluasi dan mengukur
faktor psikososial kerja. Analisis data menggunakan uji rank correlation test (Karl
Spearman) dan uji Chi-Square guna mengetahui hubungan antar variabel dengan
taraf signifikan α sebesar 0,05. Penelitian ini telah dinyatakan layak etik oleh Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Jember.
Hasil analisis univariat penelitian ini yaitu paling banyak perawat berusia 20-
31 tahun (44,8%), berjenis kelamin perempuan (58,2%), tingkat pendidikan D3
(53,7%), masa kerja 1-6 tahun (47,8%) dan unit kerja adalah ruang rawat inap
(58,2%). Mayoritas kategori faktor psikososial perawat adalah cukup (92,5%),
namun terdapat komponen item seperti kecepatan kerja, tuntutan emosional,
kepuasan kerja, kepercayaan horizontal, stres dan burnout membutuhkan perbaikan.
Sebagian besar perawat tidak pernah mengalami kecelakaan kerja (67,2%),
sebagian kecil pernah mengalami nearmiss (9%) dan kecelakaan kerja (23,9%)
dengan jenis kasus paling banyak adalah luka gores akibat pecahan ampul sebanyak
14 kejadian. Hasil analisis bivariat yaitu faktor individu perawat (usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan, masa kerja dan unit kerja) tidak berhubungan dengan
kecelakaan kerja dengan nilai sig. (2-tailed) > α (0,05) secara berurutan yakni usia
(0,400 > α); (0,929 > α); (1,000 > α); (0,129 > α) dan (0,929 > α), faktor psikososial
perawat tidak berhubungan dengan kecelakaan kerja dengan nilai Asymp. sig (2-
tailed) yakni (1,000 > α), setiap item pembentuk faktor psikososial tidak
berhubungan dengan kecelakaan kerja dengan nilai Asymp. sig (2-tailed) yakni
tuntutan di tempat kerja (0,814 > α); organisasi kerja dan konten pekerjaan (0,093
> α); hubungan interpersonal dan kepemimpinan (0,198 > α); bekerja antarmuka
individu (0,598 > α); kapital sosial (0,604 > α); kesehatan dan kesejahteraan (0,195
> α). item konflik dan perilaku ofensif tidak dilakukan uji bivariat dikarenakan data
homogen.
Saran bagi pihak RSUD Blambangan Kabupaten Banyuwangi yaitu penilaian
kinerja perawat lebih dioptimalkan, meningkatkan kepuasan kerja terhadap perawat
serta memberikan dukungan sosial untuk meminimalisir stress dan burnout pada
perawat. Bagi pihak perawat yaitu mengenali batas kemampuan kerja, membangun
komunikasi yang baik antar rekan kerja serta melaporkan perilaku ofensif dan
kecelakaan kerja yang pernah dialami. Bagi peneliti selanjutnya diaharapkan dapat
mengkombinasikan kuesioner COPSOQ III dengan kuesioner yang relevan dan
mencari faktor lingkungan kerja lainya yang belum dilakukan penelitian. | en_US |