Strategi Pemberdayaan Santri di Pondok Pesantren Raden Rahmat Sunan Ampel Jember Raden Rahmat Sunan Ampel Jember
Abstract
Pemberdayaan merupakan salah satu alternatif strategi dalam meningkatkan
sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang handal sangat diperlukan dalam
menghadapi perkembangan perekonomian yang penuh daya saing sebagai tuntutan
globalisasi saat ini. Penguatan ekonomi masyarakat di era globalisasi saat ini
sangatlah diperlukan untuk menangani dan mengantisipasi meningkatnya jumlah
kemiskinan dan banyaknya pengangguran serta sedikitnya lapangan kerja. Hal ini
menjadikan beberapa pesantren ikut mengambil sikap dengan memasukkan fungsi
sosial ekonomi kedalam program pendidikan pesantren. Globalisasi dan
perkembangan teknologi menjadi tantangan tersendiri bagi pesantren. Pesantren
harus bisa mencetak lulusan yang berdaya saing. Upaya mewujudkan sumber daya
manusia yang handal dapat dilakukan melalui pendidikan kewirausahaan.
pendidikan kewirausahaan dapat dijadikan sebagai cara suatu pesantren untuk
mengembangkan keterampilan dan pengetahuan santri. Pelaksanaan program
pemberdayaan santri melalui pendidikan kewirausahaan tidaklah mudah, terkadang
ada kendala-kendala yang menghambatan kelancaran jalannya pemberdayaan
Kendala tersebut menuntut perencanaan dan strategi program pemberdayaan yang
komprehensif sehingga kegiatan pemberdayaan bisa efektif dan efisien.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang dilaksanakan
di Pondok Pesantren Raden Rahmat Sunan Ampel (PP RRSA) Jember. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan strategi pemberdayaan santri di PP
RRSA Jember. Informan dalam penelitian ini adalah pengasuh PP RRSA, pengelola
BUMP PP RRSA, santri PP RRSA dan alumni PP RRSA. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi, wawancara dan
dokumen. Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini melalui pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Strategi pemberdayaan
kewirausahaan santri di PP RRSA diterapkan melalui tiga tahap yaitu penyadaran,
pelatihan/transformasi keterampilan dan peningkatan kompetensi. Pertama, tahap
penyadaran. Strategi penyadaran diberikan melalui beberapa langkah, yaitu 1)
penyampaian informasi kepada setiap santri baru bahwa PP RRSA ini pesantren
wirausaha sehingga santri yang masuk akan menyamakan persepsi dan mengikuti
semua kegiatan pesantren sesuai dengan kurikulum, 2) menumbuhkan empati pada
santri dengan mengikuti kegiatan-kegiatan sosial pesantren, 3) menumbuhkan
motivasi santri dengan kegiatan learning by doing dan pendidikan mental. Kedua,
tahap pelatihan/transformasi keterampilan. Tahap pelatihan/transformasi
keterampilan dalam kegiatan pemberdayaan kewirausahaan di PP RRSA
dilaksanakan melalui pendidikan dan pelatihan santripreneur baik secara hardskill
maupun sofskill. Ketiga, tahap peningkatan kompetensi. Tahapan peningkatan
kompetensi dilaksanakan dengan menyediakan sarana dan prasarana,
mengikutsertakan santri pada pelatihan-pelatihan diluar, mengikutsertakan santri
dalam kompetisi kewirausahaan. Berdasarkan pada hasil penelitian, dapat
disimpulkan bahwa: Strategi Pemberdayaan dalam upaya pemberian pengetahuan
dan pelatihan keterampilan berwirausaha pada santri dilaksanakan melalui tiga
tahapan strategi yaitu penyadaran, pelatihan/transformasi keterampilan dan
peningkatan kompetensi. Tiga tahapan strategi tersebut diterapkan dengan
melibatkan santri dalam berbagai kegiatan wirausaha dan kegiatan sosial serta
pelatihan keterampilan baik softskill maupun hardskill dengan metode learning by
doing. Tujuan kegiatan ini adalah memperkuat mental dan ketrampilan santri
sehingga menjadi generasi yang unggul yang berjiwa wirausaha, handal, mandiri
dan berdaya saing serta mampu memberikan manfaat di sekitar lingkungannya.
Peneliti memberi beberapa saran bagi PP RRSA Jember yaitu 1) supaya lebih
banyak memberikan pelatihan dan praktik kewirausahaan kepada santri, 2)
membangun sentral usaha usaha sebagai pusat penjualan produk sehingga tidak
hanya mengandalkan penjualan online saja tetapi juga menjual produk secara
offline, 3) pesantren mengembangkan sektor usahanya tidak hanya fokus dalam
bidang kuliner tetapi juga pada bidang yang lainnya