Asuhan Keperawatan Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) Pada Tn. S Dan Ny. M Dengan Masalah Keperawatan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Ruang Melati RSUD Dr. Haryoto Lumajang Tahun 2018
Abstract
Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) merupakan salah satu dari
kelompok penyakit tidak menular yang menjadi penyebab utama morbiditas
kronis dan kematian di seluruh dunia. Manifestasi awal pada pasien PPOK adalah
batuk, produksi sputum, napas pendek sedang yang berkembang menjadi nafas
pendek akut atau hiperventilasi dengan disertai diafragma mendatar yang
menyebabkan rasa kenyang dan kembung sehingga membuat pasien tidak mau
makan (anoreksia). Kondisi anoreksia pada pasien PPOK akan menyebabkan
asupan makan pada pasien tidak adekuat sehingga pasien mengalami masalah
keperawatan kekurangan nutrisi.
Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengeksplorasi asuhan
keperawatan PPOK pada Tn. S dan Ny. M dengan masalah keperawatan
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Desain yang digunakan
adalah laporan kasus terhadap pasien PPOK dengan menggunakan pengumpulan
data berdasarkan lembar WOD (wawancara, observasi dan dokumentasi).
Partisipan terdiri dari dua orang pasien yang memenuhi kriteria partisipan.
Intervensi yang dilakukan untuk mengurangi masalah tersebut adalah dengan
melakukan terapi nutrisi dimana fokus tindakan keperawatan adalah
menganjurkan makan porsi kecil dan sering dengan peningkatan konsumsi
sayuran dan buah-buahan yang kaya akan vitamin A dan C. Intervensi ini
dilakukan bertepatan dengan jadwal makan siang dan sore pasien dengan
frekuensi tindakan satu hari sekali selama tiga hari.
Hasil yang didapatkan setelah dilaksanakan implementasi keperawatan pada
kedua pasien adalah tujuan tercapai sebagian. Pada kedua pasien pada hari ketiga
penelitian telah menunjukkan peningkatan berat badan 0,5 kg selama tiga hari
penelitian. Adapun indikator kriteria hasil yang berhasil dicapai kedua pasien
adalah mempertahankan berat badan, mengungkapkan tekad mematuhi diet,
menoleransi diet yang dianjurkan, dan melaporkan tingkat energi yang adekuat
Dari hasil tersebut, bagi peneliti selanjutnya mengenai PPOK dengan
masalah keperawatan yang sama diharapkan untuk lebih memfokuskan pada diit
sayur dan buah-buahan serta mengembangkan intervensi terapi nutrisi yaitu
dengan pemberian suplemen penambah nafsu makan. Bagi perawat diharapkan
meningkatkan frekuensi advokasi nutrisi kepada pasien sejak awal pasien dirawat
dengan berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk memonitor
progresifitas penyakit, meminimalkan terjadinya komplikasi dan meningkatkan
kualitas hidup pasien. Pada keluarga pasien diharapkan untuk lebih
memperhatikan terkait pola makan pasien di rumah baik saat dalam kondisi sehat
maupun sakit.