Show simple item record

dc.contributor.authorYulia Dwi Winita
dc.date.accessioned2013-12-19T10:47:16Z
dc.date.available2013-12-19T10:47:16Z
dc.date.issued2013-12-19
dc.identifier.nimNIM062110101038
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/10706
dc.description.abstractAnemia Gizi Besi (AGB) merupakan keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari kadar yang dianggap normal, sebagai akibat ketidakmampuan jaringan pembentuk sel darah merah dalam mempertahankan kadar hemoglobin pada tingkat normal (Sumarmi, 2000 dalam Sulistiyani, 2010). Defisiensi besi pada umumnya dijumpai golongan rawan gizi yaitu ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, dan anak usia sekolah termasuk di dalamnya yaitu anak sekolah dasar. Pada anak sekolah dasar, perubahan kadar hemoglobin di bawah normal dapat bersifat berbahaya karena dapat menyebabkan anemia gizi besi yang berdampak buruk bagi penderitanya. Di Indonesia prevalensi Anemia Gizi Besi (AGB) pada anak usia sekolah menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 sebesar 24%. Berdasarkan hasil survei anemia yang dilakukan oleh Puskesmas Jember Kidul pada Bulan Juli 2010 pada siswi putri kelas 1 sampai 6 di SDN Jember Kidul III sebesar 47,06%, MIMA Kh. Shiddiq sebesar 33,3%, SDN Kepatihan II sebesar 25%, dan SD Shinta sebesar 12,5% memiliki kadar hemoglobin kurang dari normal. Penyebab utama terjadinya AGB adalah kurangnya konsumsi zat besi yang berasal dari makanan atau rendahnya absorbsi zat besi yang ada dalam makanan sehingga kebutuhan zat besi tidak terpenuhi. Jika ketersediaan zat besi dari makanan yang tidak mencukupi kebutuhan tubuh akan mengakibatkan tubuh mengalami AGB. Untuk menanggulangi masalah tersebut, maka konsumsi makanan yang bergizi sesuai dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) perlu diterapkan, agar kebutuhan gizi yang dianjurkan bagi anak sekolah dapat terpenuhi sehingga tubuh dapat mempertahankan kadar hemoglobin pada tingkat normal. Selain itu untuk ix meningkatkan kadar hemoglobin juga dapat dilakukan dalam jangka waktu yang pendek dengan suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD). Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional yang ditujukan untuk menguji hipotesis-hipotesis dan mengadakan interpretasi yang lebih dalam tentang hubungan-hubungan. Penelitian observasional bertujuan untuk mengetahui hubungan konsumsi makanan dengan perubahan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada anak sekolah dasar. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara teknik proportional random sampling berdasarkan tempat dan kasus berada. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 79 anak. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Lambda Statistic L untuk mengetahui hubungan konsumsi makanan dengan perubahan kadar hemoglobin. Selain itu juga menggunakan uji statistik Wilcoxon Signed Ranks Test untuk mengetahui perubahan kadar hemoglobin.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries062110101038;
dc.subjectKonsumsi Makananen_US
dc.titleHUBUNGAN ANTARA KONSUMSI MAKANAN DENGAN PERUBAHAN KADAR HEMOGLOBIN PADA ANAK SEKOLAH DASAR (SD) (Studi di SDN Jember Kidul 3, SDN Kepatihan 2, SD Shinta dan Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif (MIMA) KH. Shiddiq Kelurahan Jember Kidul Kabupaten Jember)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record