Show simple item record

dc.contributor.authorARYADITA, Natalia Rizki
dc.date.accessioned2022-05-27T08:57:13Z
dc.date.available2022-05-27T08:57:13Z
dc.date.issued2022-01-26
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/106923
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 27 Mei 2022_Kurnadien_US
dc.description.abstractPerilaku tidak higienis serta sanitasi yang kurang memadai masih menjadi persoalan penting bagi warga Indonesia khususnya pada kasus buang air besar sembarangan (BABS). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah mencanangkan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat sanitasi buruk dengan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) sebagai pilar pertama. Hingga tahun 2019 jumlah BABS di Kabupaten Bondowoso sebanyak 96.544 KK. Kecamatan Pujer merupakan kecamatan dengan angka BABS tertinggi di Kabupaten Bondowoso pada tahun 2019 yakni sebanyak 9.766 KK (65,22%) dari 15.538 KK serta belum terdapat satupun desa yang terverifikasi ODF. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor lingkungan yang berhubungan dengan buang air besar sembarangan di Kecamatan Pujer Kabupaten Bondowoso. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Pemilihan sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling dan diperoleh sampel sebanyak 97 responden. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner serta observasi. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku buang air besar sembarangan sedangkan variabel bebasnya adalah umur, pengetahuan, sikap, ketersediaan air bersih, kepemilikan jamban, ketersediaan WC umum, ketersediaan lahan, kondisi tanah, jarak rumah ke sungai, peran petugas kesehatan dan dukungan perangkat desa. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan metode univariat dan bivariat dengan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 64 responden (66%) masih melakukan buang air besar sembarangan. Pada faktor predisposisi sebanyak 51 responden (52,6%) memiliki umur dengan kategori dewasa, sebanyak 57 responden (58,8%) memiliki pengetahuan yang kurang dan sebanyak 41 responden (42,3%) memiliki sikap kurang baik. Pada faktor enabling sebanyak 86 responden (88,7%) memiliki ketersediaan air bersih, 59 responden (60,8%) tidak memiliki jamban sehat, 53 responden (54,6%) mengatakan tersedia WC umum di sekitar tempat tinggalnya, 43 responden (44,3%) tidak memiliki ketersediaan lahan, 79 responden (81,4%) memiliki tempat tinggal dengan kondisi tanah biasa dan 60 responden (61,9%) memiliki rumah dekat dengan sungai. Pada faktor reinforcing sebanyak 75 responden (77,3%) mengatakan dukungan tenaga kesehatan masih kurang dan 85 responden (87,6%) kurang mendapat dukungan perangkat desa. Berdasarkan dari analisis bivariat, diperoleh hasil bahwa pada faktor predisposisi terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku BABS, namun tidak terdapat hubungan antara umur dengan perilaku BABS karena baik responden dengan usia remaja, dewasa maupun lanjut usia rata-rata masih melakukan BABS. Faktor enabling menunjukkan terdapat hubungan antara kepemilikan jamban sehat, ketersediaan WC umum, ketersediaan lahan dan jarak rumah ke sungai dengan perilaku BABS. Namun ketersediaan air bersih dan struktur tanah tidak memiliki hubungan dengan perilaku BABS karena masyarakat memiliki ketersediaan air yang cukup dan tinggal di daerah dengan kondisi tanah yang baik tetapi tetap melakukan BABS. Faktor reinforcing menunjukkan terdapat hubungan antara peran petugas kesehatan dan dukungan perangkat desa dengan perilaku BABS. Saran yang dapat diberikan antara lain, pihak puskesmas dan tenaga kesehatan diharapkan dapat menambah intensitas penyuluhan serta melakukan pemasangan poster terkait jamban sehat, penyuluhan juga dapat diberikan pada saat posyandu. Kepada masyarakat diharapkan memiliki kemauan untuk mencari informasi terkait pentingnya pemanfaatan jamban serta dapat mengajak seluruh anggota keluarganya untuk melakukan buang air besar pada jamban pribadi maupun jamban umum.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing Utama : Prehatin Trirahayu Ningrum, S.KM., M.Kes Dosen Pembimbing Anggota : Mury Ririanty, S.KM., M.Kesen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kesehatan Masyarakaten_US
dc.subjectBuang Air Besar Sembarangan (BABS)en_US
dc.subjectSanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)en_US
dc.subjectKabupaten Bondowosoen_US
dc.titleFaktor Lingkungan yang Berhubungan dengan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) : Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Pujer Kabupaten Bondowosoen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record