Pengaruh Campuran Ekstrak Daun dan Bunga Sukun (Artocarpus altilis) Terhadap Toksisitas Larva Nyamuk Aedes Aegypti Vektor Penyakit Demam Berdarah Dengue
Abstract
Demam berdarah dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
dengan tanda-tanda demam tinggi disertai dengan manifestasi perdarahan. Nyamuk
betina Aedes aegypti merupakan vektor utama dari penyebaran penyakit demam
berdarah dengue. Pengendalian vektor merupakan salah satu upaya guna
mengurangi populasi vektor. Pemakaian insektisida sintetik yang tidak diiringi
dengan atensi terhadap dampak yang dapat terjadi. Salah satu jalan pintas yang
dapat dilakukan untuk menanggulangi permasalahan tersebut yaitu menggunakan
pemanfaatan insektisida yang berasal dari tumbuhan ataupun bahan alami yang lain.
Di Indonesia banyak terdapat tanaman sukun dan memiliki potensi sebagai bahan
penolak nyamuk. Pada beberapa penelitian yang sebelumnya telah dilakukan,
dijelaskan bahwa pada ekstrak daun dan bunga sukun terdapat kandungan senyawa
kimia yang dapat mematikan larva nyamuk.
Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui potensi ekstrak daun, bunga, serta
campuran daun dan bunga sukun sebagai larvasida yang dapat mematikan larva
Aedes aegypti vektor penyakit demam berdarah dengue. Diharapkan pada
pencampuran dari ekstrak daun dan bunga sukun mampu menunjukkan efek
sinergis sehingga dapat meningkatkan jumlah mortalitas larva Aedes aegypti
dibandingkan dengan penggunaan ekstrak tunggal. Studi ini menggunakan desain
penelitian True Experimental Design dengan metode post-test only. Penelitian ini
dibagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok uji, dengan sampel larva Aedes
aegypti sebanyak 860 larva. Konsentrasi ekstrak yang digunakan pada masingmasing ekstrak daun, bunga, serta ekstrak campuran daun dan bunga sukun adalah
serial konsentrasu yang sama yaitu 1000, 2750, 4500, dan 6250 ppm. Setelah
pemberian perlakuan, kedua kelompok di observasi pada waktu 6, 9, dan 24 jam
untuk mengetahui jumlah mortalitas larva uji.
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dilakukan analisa menggunakan uji
statistik, pada ekstrak daun, bunga, serta campuran ekstrak daun dan bunga sukun
memiliki pengaruh terhadap kematian larva Aedes aegypti. Nilai LC50 ekstrak daun
sukun adalah 2531 ppm dengan nilai LT50 adalah pada waktu 10,8 jam. Nilai LC50
ekstrak bunga sukun adalah 1871 ppm, dengan nilai LT50 adalah 4,2 jam. Nilai LC50
ekstrak campuran daun dan bunga sukun adalah 903 ppm, dengan LT50 adalah pada
waktu 3,7 jam.
Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan dalam penggunaan ekstrak daun, bunga, serta ekstrak campuran
daun dan bunga sukun terhadap toksisitas larva Aedes aegypti. Campuran ekstrak
daun dan bunga sukun memiliki toksisitas yang paling tinggi jika dibandingkan
ekstrak tunggal untuk mematikan larva Aedes aegypti Berdasarkan hasil studi ini,
peneliti menyarankan beberapa hal yang dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan oleh beberapa pihak, bagi pemerintah diharapkan daun dan bunga
tanaman sukun dapat dimanfaatkan menjadi alternatif pengendalian vektor, karena
selama ini daun dan bunga tanaman sukun hanya menjadi bahan yang tidak dapat
dimanfaatkan. Pemerintah juga dapat memberikan pelatihan mengenai
pemanfaatan daun dan bunga sukun sebagai larvasida, kepada masyarakat
khususnya yang disekitar tempat tinggalnya masih banyak terdapat tanaman sukun.
Serta bagi peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai isolasi senyawa aktif untuk mengetahui efek dari senyawa murni yang
terkandung pada masing-masing ekstrak, penelitian lanjutan mengenai dampak
jangka panjang tentang pemakaian ekstrak daun, bunga serta ekstrak campuran
daun dan bunga sukun terhadap kesehatan manusia maupun lingkungan,
memerlukan adanya hasil produk dari penelitian agar dapat memudahkan
penggunaannya dalam pengendalian vektor, serta memerlukan formulasi ekstrak
dalam bentuk lain yang lebih aman bagi masyarakat sehingga dapat digunakan
sebagai larvasida.
Collections
- MT-Sciences of Health [112]