Show simple item record

dc.contributor.authorYULIATI, Lilis
dc.contributor.authorPRIYONO, Teguh Hadi
dc.date.accessioned2022-04-06T05:48:20Z
dc.date.available2022-04-06T05:48:20Z
dc.date.issued2015-11-25
dc.identifier.govdocKODEPRODI820201#Magister Ilmu Ekonomi
dc.identifier.govdocNIDN0018076902
dc.identifier.govdocNIDN0006027007
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/106184
dc.description.abstractPerkembangan sektor keuangan di Indonesia mengalami segmentasi di antara sektor keuangan formal dan informal, hal ini diakibatkan karena ketidakmampuan sektor keuangan formal (perbankan) dalam memberikan fasilitas jasa keuangan bagi masyarakat lapisan bawah (miskin).Bank Gakin adalah sebutan untuk LKMM di Kabupaten Jember yang secara konseptual merupakan perpaduan antara konsep Grameen Bank oleh Muhammad Yunus dengan konsep koperasi oleh Bung Hatta. Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi LKMM di Kabupaten Jember; 2) merumuskan langkah-langkah/strategi yang akan dicapai agar kinerja LKMM semakin meningkat; serta 3) memberikan rekomendasi bagi perbaikan kinerja keuangan dan non keuangan LKMM. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, artinya mencoba memahami dan mendeskripsikan secara mendalam karakteristik-karakteristik yang melekat pada LKMM ditinjau dari kinerja keuangan dan non keuangan. Dengan mengetahui karakteristik yang ada, maka akan dapat diidentifikasi LKMM-nya dari sudut pandang internal dan eksternal, sehingga dapat dimunculkan strategi untuk mengatasi problema yang dihadapi agar upaya peningkatan kinerja LKMM di masa yang akan datang akan relatif lebih mudah dilakukan, untuk selanjutnya dapat ditingkatkan daya saingnya agar tidak kalah dengan lembaga keuangan yang lain (SWOT Analysis). Hasil penelitiannya adalah 1) permasalahan klise yang terjadi hampir di semua LKMM adalah, kurangnya modal yang dikucurkan oleh pemerintah daerah, padahal calon anggota banyak yang mengantre untuk menjadi anggota dengan cara meminjam. Hal ini terjadi karena dana yang ada posisinya masih berputar di anggota lama, sehingga anggota baru harus menunggu pinjaman yang dikembalikan oleh anggota lama; 2) ada perbedaan yang signifikan antara anggota LKMM di wilayah Jember Utara dengan Jember Selatan terkait dengan kewajiban mengangsur pinjaman. Di Jember Utara kesadaran anggota LKMM dalam mengangsur pinjaman relatif kurang dibandingkan dengan di wilayah Jember Selatan. Hal ini disebabkan oleh pemahaman yang keliru oleh banyak anggota mengenai dana yang digulirkan oleh LKMM. Mereka beranggapan bahwa dana tersebut tak ubahnya seperti BLT, sehingga dianggap cuma-cuma dan tidak ada kewajiban untuk mengembalikan; 3) sistem rekruitmen pengurus LKMM saat pendirian tidak melalui proses seleksi secara langsung, akan tetapi dengan sistem grounded, yaitu fasilitator menunjuk langsung pengurus didasarkan atas informasi dari perangkat desa yang lebih paham terhadap karakteristik calon pengurus.en_US
dc.publisherProsiding Seminar Nasional Economic Outlook 2016 and Call For Paperen_US
dc.subjectBank Gakinen_US
dc.subjectLKMMen_US
dc.subjectkinerja LKMMen_US
dc.titleEvaluasi Kinerja Lembaga Keuangan Mikro Masyarakat (LkMM) Kabupaten Jemberen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record