Show simple item record

dc.contributor.authorMUSLIM, Muhammad
dc.date.accessioned2022-03-24T04:13:33Z
dc.date.available2022-03-24T04:13:33Z
dc.date.issued2021-07-28
dc.identifier.nim
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/105983
dc.description.abstractPondok Pesantren sebagai lembaga pendidikan pertama di tanah air dengan model asrama yang didatangi oleh semua lapisan masyarakat, khususnya masyarakat lapisan bawah dan rakyat jelata, berbeda dengan pendidikan dalam Hindu-Budha yang hanya didatangi anak-anak golongan aristokrat. Model pendidikan yang berasrama ini berorientasi pada pendidikan agama yang mampu membangun rasa satu keluarga dan satu guru di kalangan para cantrik atau santri. Perasaan satu ini tetap lestari meskipun mereka telah meninggalkan pesantren atau perguron (Roqib: 2007). Istilah berkah tidak lagi menjadi tabu di kalangan lingkungan pesantren, karena mereka santri dididik dan diajari oleh ustaz serta para guru terutama kiai untuk mempercayai hal gaib, salah satunya adalah berkah. Banyak sekali statemen yang dikatakan oleh para alumni biasanya, “mondok harus rajin, taat sama ustaz dan kiai, biar memperoleh berkah nanti saat kalian pulang ke masyarakat”. Ada juga jargon yang sering terpampang di beberapa pondok pesantren, “Mondok entara ngaji ben ngabdih” yang dalam terjemah bahasa Indonesia “Mondok itu pergi untuk mengaji dan mengabdi”. Hal itu tak lain karena masyarakat di lingkungan pesantren mempercayai adanya hal gaib yang berupa berkah. Pada penelitian ini dijelaskan lebih mendalam mengenai pemahaman masyarakat Pesantren tentang makna berkah. Seting sosial dipilih Pesantren Nurul Qarnain yang bertempat di daerah jember bagian selatan dikarnakan tempatnya yang terjangkau juga penulis beranggapan bahwa kepekatan kepercayaan akan adanya berkah dalam setiap peraktik keseharian para santrinya masih sangat kental. Metode penggalian data berupa wawancara secara medalam agar dihasilkan informasi dan narasi tentang pemahaman akan makna berkah menurut pada komunitas pesantren. Wawancara dilakukan dengan pendekatan secara emosional antara peneliti dan informan sehingga terbangun kedekatan dan dapa menghasilkan informasi yang valid untuk bisa menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini. Metode keansahan data yang dilakukan dengan metode triagulasi data untuk memastikan kebenaran data yang didapat dan menghasilkan sebuah pembahasan yang merinci. Hasil dari kesimpulan penelitian yang telah penulis lakukan ini Berdasarkan paparan data dan pembahasan dalam skripsi ini, tentang makna berkah pada komunitas pesantren (studi di Pondok Pesantren Nurul Qarnain Sukowono Jember), dapat disimpulkan sebagai berikut: Makna berkah pada komunitas pesantren ada dua (2), yaitu makna ziyadatul khair (bertambahnya kebaikan) dan khairun fi khairin (kebaikan di dalam kebaikan). Kedua makna ini, baik dengan makna ziyadatul khair atau pun khairun fi khairin merupakan wasilah (perantara) untuk kebaikan yang hakiki, yaitu mendekatkan diri kepada Allah (taqarrub ila Allah).en_US
dc.description.sponsorshipDra. Elly Suhartini, M.Si. (Dosen Pembimbing)en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politiken_US
dc.subjectSedekahen_US
dc.subjectPondok Pesantrenen_US
dc.titleMakna Berkah pada Komunitas Pondok Pesantren Nurul Qarnain Kabupaten Jemberen_US
dc.title.alternativeThe Meaning of Blessing in the Islamic Boarding School of Nurul Qarnain Community Jember Regencyen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record