dc.description.abstract | Luka bakar listrik menimbulkan mortalitas dan morbiditas yang tinggi walaupun angka kejadiannya hanya 4%
dari keseluruhan luka bakar. Pada pasien luka bakar listrik terjadi fenomena joule heating yang menimbulkan
perubahan morfologi eritrosit sehingga terjadi hiperkoagulabilitas yang berkontribusi terhadap terbentuknya
trombus. Perubahan morfologi eritrosit dapat menyebabkan gangguan oksigenasi jaringan dan penurunan
jumlah eritrosit yang menyebabkan terjadinya hipoksia. Hingga saat ini belum ada laporan mengenai
perubahan morfologi eritrosit dan penurunan jumlah eritrosit pada pasien luka bakar akibat listrik. Tujuan
penelitian ini adalah mengamati dan menganalisis gambaran morfologi dan jumlah eritrosit tikus pasca
paparan listrik sebesar 140 V selama 17 detik. Jenis penelitian yang digunakan adalah true experimental
laboratories dengan rancangan penelitian post test only control group design. Sampel penelitian yang
digunakan yaitu 24 ekor tikus yang terdiri atas satu kelompok kontrol (K) dan lima kelompok perlakuan (P).
Kelompok perlakuan dibedakan berdasarkan hari pengambilan sampel darah yakni hari ke-0 (P1), 3 (P2), 7 (P3),
10 (P4), dan 14 (P5) pasca paparan listrik 140 V selama 17 detik. Pemeriksaan morfologi eritrosit dilakukan
menggunakan pewarnaan giemsa yang diamati dengan pembesaran 1000x sedangkan hitung eritrosit
dilakukan menggunakan kamar hitung improved neubauer. Hasil uji hipotesis menggunakan uji One Way Anova
menunjukkan bahwa tidak terdapat perubahan signifikan pada jumlah eritrosit tikus pasca paparan listrik
sebesar 140 V selama 17 detik (p=0,110). Hasil analisis deskriptif morfologi eritrosit tikus menunjukkan bahwa
terjadi perubahan morfologi eritrosit tikus pasca paparan listrik sebesar 140 V selama 17 detik yakni dari segi
bentuk ditemukan lebih banyak fragmentosit, mikrosit, tear drops, stomatosit, dan target sel, dari segi ukuran
ditemukan lebih banyak mikrosit, dan dari segi warna ditemukan lebih banyak eritrosit hipokrom | en_US |