dc.description.abstract | Stunting. merupakan salah satu permasalahan kesehatan global. Stunting
menjadi permasalahan gizi yang perlu diperhatikan karena dampak yang
diakibatkan sangat kompleks dan jangka panjang. Balita stunting biasanya
memiliki kecerdasan yang tidak maksimal, lebih rentan terhadap penyakit, dan
dimasa depan akan berisiko menurunkan produktivitasnya bahkan secara luas
stunting dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kemiskinan.
Salah satu kabupaten prioritas stunting di Jawa Timur ialah Kabupaten Pamekasan
dengan prevalensi stunting sebesar 42,5%. Terdapat 10 desa lokus stunting di
Kabupaten Pamekasan dengan prevalensi stunting tertinggi terdapat di Kecamatan
Proppo yang terdiri dari tiga desa lokus stunting yaitu Campor (48,70%), Candi
Burung (41,34%), dan Pangbatok (26,17%). Selain kabupaten prioritas stunting,
Kabupaten Pamekasan merupakan kabupaten dengan skor ketahanan pangan
terendah di Jawa Timur, yaitu 66,35. Ketahanan pangan merupakan salah satu
penyebab tidak langsung kejadian stunting. Ketahanan pangan termasuk salah satu
intervensi sensitif dan pilar penanganan stunting di Indonesia. Selain ketahanan
pangan, salah satu penyebab tidak langsung kejadian stunting adalah pola asuh.
Hal ini karena peran keluarga tidak hanya sebatas penyediaan makanan namun
juga terkait pola asuh. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk
menganalisis status ketahanan pangan rumah tangga dan pola asuh sebagai faktor
risiko kejadian stunting pada balita di Kabupaten Pamekasan
Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain case
control. Penelitian ini dilakukan di tiga desa lokus stunting yang terdapat di
Kecamatan Proppo. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 44 balita stunting
pada kelompok kasus dan 44 balita non stunting pada kelompok kontrol. Sampel ini didapatkan dengan metode proportionate stratified random sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepada ibu balita menggunakan
kuesioner yang telah melalui uji validitas dan reabilitas di Desa Panaguan
Kecamatan Proppo. Data dianalisis secara univariat dan bivariat. Analisis bivariat
menggunakan uji chi square dengan tingkat kemaknaan 95% (α = 0,05).
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa sebagian besar sampel
berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 24 balita (54,5%) pada kelompok kasus
maupun kontrol. Hampir semua responden baik di kelompok kasus maupun
kontrol memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Sebanyak 42 rumah tangga
(95,5%) pada kelompok kasus dan sebanyak 26 rumah tangga (59,1%) pada
kelompok kontrol memiliki pendapatan kurang dari 1.913.321,73. Terdapat 25
rumah tangga (56,8%) pada kelompok kasus dan 12 (27,3%) pada kelompok
kontrol yang memiliki status rawan pangan. Sebanyak 27 responden (61,4%) pada
kelompok kasus masih menerapkan pola asuh yang kurang sedangkan sebanyak
37 (84,1%) telah menerapkan pola asuh yang baik | en_US |