dc.description.abstract | Kacang tanah dalam proses budidayanya tidak terlepas dari organisme penggangu tumbuhan, salah satunya gulma, adanya gulma pada pertanaman kacang tanah apabila tidak dikendalikan maka dapat menyebabkan penurunan hasil 20-80 %. Perkembangan gulma sangat mudah dan cepat, baik secara generatif maupun secara vegetatif. Populasi gulma menentukan persaingan dengan tanaman utama dan dapat berpengaruh terhadap penurunan produksi tanaman. Pengelolaan gulma dilakukan dengan tujuan untuk membatasi investasi gulma sedemikian rupa sehingga tanaman dapat dibudidayakan secara produktif dan efisien. Pengendalian gulma yang dapat dilakukan untuk tanaman kacang tanah di antaranya secara kimiawi dengan perlakuan herbisida dan pengaturan jarak tanam. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sd Juni 2020 di Kelurahan Tegal Gede Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok kontrol, herbisida oksifluerfon, herbisida Fenoksaprop, jarak tanam 30 x 15 cm, jarak tanam 25 x 25 cm. Hasil uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5 % menunjukkan bahwa gulma Cyperus rotundus pada lahan penelitian mendominasi sebesar 39%, pengaplikasian herbisida oksifluorfen berpengaruh berbeda nyata, perlakuan jarak tanam 30x15cm P3 memiliki berat hasil panen yang paling tinggi sebesar 1620 gram. | en_US |