Show simple item record

dc.contributor.advisorRIRIANTY, Mury
dc.contributor.advisorAkbar, Kurnia Ardiyansyah
dc.contributor.authorRAHMADHINI, Firda Aulia
dc.date.accessioned2021-04-19T06:29:53Z
dc.date.available2021-04-19T06:29:53Z
dc.date.issued2020-11-18
dc.identifier.nim162110101104
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/104223
dc.description.abstractKecelakaan lalu lintas masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat di dunia. Kecelakaan lalu lintas tidak hanya berdampak pada satu individu melainkan satu komunitas dari korban kecelakaan hingga keluarga korban. Sebanyak 779 atau 64,43% pelanggaran lalu lintas berupa pengendara remaja berusia kurang dari 17 tahun ditemukan di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Lokasi penelitian pada UPTD Satuan SMPN 6 Jember. Remaja mendapatkan izin berkendara dari orang tua walaupun secara undang-undang belum memenuhi persyaratan izin berkendara. Kontrol sosial dari orang tua ke remaja dibutuhkan untuk meningkatkan perilaku keselamatan berkendara. Peneliti tertarik untuk mendeskripsikan persepsi remaja terkait kontrol sosial orang tua terhadap perilaku keselamatan berkendara remaja di bawah 17 tahun sebagai upaya dalam meningkatkan keselamatan berkendara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis deskriptif dengan metode cross sectional. Pengumpulan data menggunakan angket googleforms yang disebarkan melalui Whatsapp secara online. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu total sampling berjumlah 60 responden. Sampel pada penelitian ini yaitu siswa siswi yang mengendarai sepeda motor dan mendapatkan izin dari orang tua untuk berkendara sepeda motor. Variabel yang diteliti yaitu jenis kelamin, usia, pengetahuan berkendara, persepsi remaja terkait teknik dan wujud kontrol sosial orang tua terdapat perilaku keselamatan berkendara remaja, serta variabel perilaku berkendara remaja. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki pada usia 15-16 tahun. Mayoritas responden memiliki pengetahuan berkendara ix yang tinggi. Responden yang berpersepsi bahwa orang tua menggunakan teknik kolaborasi antara teknik persuasive, teknik coercive dan teknik pervasion memiliki jumlah responden lebih banyak daripada teknik kontrol sosial yang lain. Terdapat dua wujud kontrol sosial orang tua paling banyak diterapkan oleh orang tua menurut responden yaitu tidak ada wujud yang dominan dan wujud konsistensi. Mayoritas responden berperilaku aman saat berkendara. Lebih dari 75% responden melakukan perilaku aman berkendara pada 13 dari 29 topik keselamatan berkendara. Sedangkan 16 topik yang lain perlu ditingkatkan sebagai upaya meningkatkan keselamatan berkendara. Responden laki-laki mayoritas mendapatkan teknik kontrol sosial gabungan dari teknik persuasive, teknik coercive dan teknik pervasion. Sedangkan pada responden perempuan lebih banyak merasakan tidak ada teknik kontrol sosial yang dominan yaitu 5 responden. Wujud kontrol sosial konsistensi lebih banyak dirasakan oleh responden laki-laki, sedangkan pada responden perempuan lebih banyak tidak merasakan wujud kontrol sosial yang dominan. Responden dengan pengetahuan yang tinggi mendapatkan proses pemberitahuan dan proses meyakinkan berulang-ulang serta adanya paksaan dari orang tua untuk mentaati peraturan lalu lintas yang ada. Banyak responden dengan pengetahuan berkendara yang tinggi mendapatkan wujud kontrol sosial peraturan dan konsistensi. Responden dengan pengetahuan berkendara yang tinggi memiliki jumlah berperilaku aman yang lebih banyak daripada responden yang berperilaku tidak aman. Orang tua yang menyampaikan, meyakinkan dan memaksa secara berulang untuk berperilaku aman berkendara memiliki jumlah responden tertinggi yang berperilaku aman berkendara. Saran yang dapat diberikan sesuai dengan hasil penelitian ini yaitu perlu adanya program dari Satuan Lalu Lintas Polres Jember dalam meningkatkan edukasi untuk remaja terkait ciri-ciri helm berstandar nasional, marka jalan, peraturan lalu lintas beserta tujuannya. Upaya edukasi dapat dilakukan melalui metode pembelajaran yang inovatif dan komunikatif seperti poster dan video yang dapat disebarluaskan melalui media sosial yaitu Instagram. Diharapkan orang tua membuat perjanjian berkendara dengan remaja untuk lebih mempertegas keputusan dan konsekuensi yang harus dihadapi oleh remaja dan orang tua.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATen_US
dc.subjectRemajaen_US
dc.subjectKontrol Sosialen_US
dc.subjectOrang tuaen_US
dc.titlePersepsi Remaja terkait Kontrol Sosial Orang Tua terhadap Perilaku Keselamatan Berkendara Remaja Di Bawah 17 Tahunen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiKESEHATAN MASYARAKAT
dc.identifier.kodeprodi2110101


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record