dc.description.abstract | Pengawasan adalah segala usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai
kenyataan yang sebenarnya tentang pelaksanaan tugas atau kegiatan, apakah sesuai
dengan yang semestinya atau tidak”. Dari batasan tersebut, jelaslah bahwa tujuannya
adalah untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya tentang obyek yang
diawasi, apakah sesuai dengan yang semestinya atau tidak. Jika tidak sesuai dengan
apa yang semestinya yaitu standar yang berlaku bagi pekerjaan yang bersangkutan,
disebut menyimpang atau terjadinya penyimpangan. Salah satu perusahaan yang
melakukan fungsi pengawasan adalah perusahaan BUMN yang bergerak dalam
bidang penyediaan jasa transportasi yaitu PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Undang-undang No 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian menyebutkan bahwa
kondisi perkerataapian nasional yang masih bersifat monopoli dihadapkan pada
berbagai masalah, antara lain kontribusi perkeretaapian terhadap transportasi nasional
masih rendah, prasarana dan sarana yang belum memadai, jaringan yang masih
terbatas, kemampuan pembiayaan terbatas, tingkat kecelakaan masih tinggi dan
tingkat pelayanan masih jauh dari harapan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut
peran pemerintah dalam penyelenggaraan perkerataapian perlu dititkberatkan pada
pembinaan yang meliputi penentuan kebijakan, pengaturan, pengendalian dan
pengawasan. Semua organisasi baik swasta dan pemerintah pasti memerlukan sebuah
manajemen tidak terkecuali juga PT. Kereta Api DAOP 9 Jember. DAOP 9 Jember
merupakan PT Kereta Api yang memiliki layanan terhadap penumpang, layanan di
stasiun, layanan dalam perjalanan kereta api dan layanan kereta api untuk barang.
Dari berbagai jenis layanan tersebut peneliti memfokuskan pengawasan pada layanan
viii
dalam perjalanan kereta api ekonomi antar kota yaitu kereta api Pandanwangi. Tujuan
dari penelitian ini yaitu untuk mendiskripsikan pelaksanaan fungsi pengawasan di
dalam perjalanan kereta api Pandanwangi. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan tipe deskriftif. Peneliti menggunakan informan kunci dipilih dengan
metode purposive dan snowball sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan
yaitu teknik observasi, wawancara dengan pihak DAOP 9 dan penumpang,
dokumentasi dan studi kepustakaan. Teknik analisis data menggunakan analisis data
kualitatif dengan model Miles dan Huberman yang terdiri dari tahap reduksi data,
penyajian data, tahap kesimpulan dan verifikasi. Dalam pengecekan keabsahan data
menggunakan triangulasi metode.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pelaksanaan fungsi pengawasan di
dalam perjalanan kereta api Pandanwangi masih kurang efektif. Hal ini terbukti dari
petugas OTC dan petugas security tidak menjalankan tugas sesuai dengan SOP. Bukti
lain lemahnya pengawasan adalah masih tidak tertibnya tempat duduk dan masih
adanya pedagang asongan yang tetap berjualan di dalam kereta api Pandanwangi.
Petugas tidak bisa melarang karena jumlah pedagang lebih banyak daripada jumlah
petugas. | en_US |