Show simple item record

dc.contributor.authorIrma Yunita L
dc.date.accessioned2013-12-19T06:13:57Z
dc.date.available2013-12-19T06:13:57Z
dc.date.issued2013-12-19
dc.identifier.nimNIM080910201040
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/10405
dc.description.abstractPengawasan adalah segala usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya tentang pelaksanaan tugas atau kegiatan, apakah sesuai dengan yang semestinya atau tidak”. Dari batasan tersebut, jelaslah bahwa tujuannya adalah untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya tentang obyek yang diawasi, apakah sesuai dengan yang semestinya atau tidak. Jika tidak sesuai dengan apa yang semestinya yaitu standar yang berlaku bagi pekerjaan yang bersangkutan, disebut menyimpang atau terjadinya penyimpangan. Salah satu perusahaan yang melakukan fungsi pengawasan adalah perusahaan BUMN yang bergerak dalam bidang penyediaan jasa transportasi yaitu PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Undang-undang No 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian menyebutkan bahwa kondisi perkerataapian nasional yang masih bersifat monopoli dihadapkan pada berbagai masalah, antara lain kontribusi perkeretaapian terhadap transportasi nasional masih rendah, prasarana dan sarana yang belum memadai, jaringan yang masih terbatas, kemampuan pembiayaan terbatas, tingkat kecelakaan masih tinggi dan tingkat pelayanan masih jauh dari harapan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut peran pemerintah dalam penyelenggaraan perkerataapian perlu dititkberatkan pada pembinaan yang meliputi penentuan kebijakan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan. Semua organisasi baik swasta dan pemerintah pasti memerlukan sebuah manajemen tidak terkecuali juga PT. Kereta Api DAOP 9 Jember. DAOP 9 Jember merupakan PT Kereta Api yang memiliki layanan terhadap penumpang, layanan di stasiun, layanan dalam perjalanan kereta api dan layanan kereta api untuk barang. Dari berbagai jenis layanan tersebut peneliti memfokuskan pengawasan pada layanan viii dalam perjalanan kereta api ekonomi antar kota yaitu kereta api Pandanwangi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendiskripsikan pelaksanaan fungsi pengawasan di dalam perjalanan kereta api Pandanwangi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriftif. Peneliti menggunakan informan kunci dipilih dengan metode purposive dan snowball sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik observasi, wawancara dengan pihak DAOP 9 dan penumpang, dokumentasi dan studi kepustakaan. Teknik analisis data menggunakan analisis data kualitatif dengan model Miles dan Huberman yang terdiri dari tahap reduksi data, penyajian data, tahap kesimpulan dan verifikasi. Dalam pengecekan keabsahan data menggunakan triangulasi metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pelaksanaan fungsi pengawasan di dalam perjalanan kereta api Pandanwangi masih kurang efektif. Hal ini terbukti dari petugas OTC dan petugas security tidak menjalankan tugas sesuai dengan SOP. Bukti lain lemahnya pengawasan adalah masih tidak tertibnya tempat duduk dan masih adanya pedagang asongan yang tetap berjualan di dalam kereta api Pandanwangi. Petugas tidak bisa melarang karena jumlah pedagang lebih banyak daripada jumlah petugas.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries080910201040;
dc.subjectpengawasan, perjalanan KAen_US
dc.titlePelaksanaan Fungsi Pengawasan di Dalam Perjalanan Kereta Api Pandanwangi DAOP 9 Jemberen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record