Show simple item record

dc.contributor.authorMUHSHI, Adam
dc.contributor.authorYUNITA, Fenny Tria
dc.date.accessioned2021-04-12T02:00:43Z
dc.date.available2021-04-12T02:00:43Z
dc.date.issued2018-11-20
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/104020
dc.description.abstractPada masa kini, penguatan demokrasi dalam pemilihan umum menjadi isu utama dalam setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Salah satu cara yang dapat ditempuh dalam penguatan demokrasi adalah dengan memperkuat penyelenggara pemilihan umum, yang terdiri atas Komisi Penyelenggara Pemilu (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Sebagai contoh, penguatan terhadap lembaga pemilu dapat dilihat pada diberikannya wewenang kepada Bawaslu sebagai lembaga pengawas pemilu untuk mengeluarkan sebuah instrument hukum berupa putusan yang berkekuatan final dan mengikat. Putusan Bawaslu yang bersifat final dan mengikat dalam penyelesaian sengketa proses pemilu banyak menimbulkan polemik mengingat Bawaslu bukanlah lembaga yudisial, melainkan lembaga quasi-yudisial sehingga putusan final dan mengikat Bawaslu memiliki sifat yang berbeda dengan putusan dari lembaga peradilan pada umumnya. Hal ini berimplikasi pada kekuatan eksekutorial dari putusan Bawaslu itu sendiri. Dalam prakteknya, putusan Bawaslu di Indonesia sangat sulit dilaksanakan walaupun putusan final dan mengikat seharusnya bersifat self-executed. Hal ini juga mengakibatkan ketidakharmonisan antara KPU dan Bawaslu sebagai penyelenggara pemiluen_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherProsiding Konferensi Nasional Hukum Tata Tata Negara Ke5en_US
dc.subject: Putusanen_US
dc.subjectFinal dan mengikaten_US
dc.subjectBawasluen_US
dc.titleKarakter Yuridis Putusan Badan Pengawas Pemilu Dalam Penyelesaian Sengketa Proses Pemiluen_US
dc.typeArticleen_US
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI0710101#Ilmu Hukum
dc.identifier.nidnNIDN004108206


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record