Show simple item record

dc.contributor.advisorPURWANTO
dc.contributor.advisorSUSILAWATI, I Dewa Ayu
dc.contributor.authorSUSANTO, Salsabila Reza
dc.date.accessioned2021-04-07T06:26:00Z
dc.date.available2021-04-07T06:26:00Z
dc.date.issued2020-12-22
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/103978
dc.description.abstractSebesar 78% klinik gigi selalu menghasilkan limbah cair medis berupa saliva, yang di dalamnya terdapat bakteri Streptococcus mutans (S.mutans). Sebelum dibuang ke lingkungan, limbah wajib diolah terlebih dahulu hingga memenuhi baku mutu air limbah. Akan tetapi, pelaksanaan pengolahan limbah sering mengalami masalah seperti terbatasnya dana untuk membangun fasilitas pengolahan limbah serta biaya operasionalnya cukup tinggi, khususnya untuk fasilitas pelayanan kesehatan dengan kapasitas kecil hingga menengah yang umumnya membuang air limbahnya ke saluran umum tanpa pengolahan sama sekali. Untuk mengatasi permasalahan pengolahan limbah cair tersebut, maka akuaponik dapat menjadi salah satu solusinya. Akuaponik merupakan gabungan antara teknologi hidroponik (budidaya tumbuhan tanpa media tanah) dan akuakultur (budidaya perairan) dalam suatu wadah yang terintegrasi. Dalam akuaponik, air kolam ikan yang sebenarnya merupakan limbah akan dialirkan secara terus-menerus sebagai nutrisi bagi tumbuhan untuk metabolisme sel-sel tumbuhan tersebut, sehingga saat kembali ke kolam, air menjadi “bersih” dan mempunyai kondisi yang lebih layak untuk budidaya ikan. Dengan memanfaatkan prinsip kerja akuaponik dalam membersihkan air kolam ikan, maka tumbuhan diharapkan mampu menyerap limbah saliva yang dimasukkan ke dalam sistem akuaponik, yang ditandai dengan adanya penurunan jumlah koloni S.mutans. Selain itu, akuaponik juga diharapkan mampu mengolah limbah saliva hingga memenuhi baku mutu air limbah yang terdiri dari pH, BOD5, COD, dan TSS. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian time series, yaitu melibatkan satu kelompok (tunggal) yang diukur secara periodik dalam interval waktu tertentu. Penelitian ini menggunakan akuaponik, yaitu gabungan antara budidaya tumbuhan dan perairan, sebagai alternatif pengolahan limbah cair saliva. Jenis akuaponik yang digunakan adalah sistem media bed dengan komponen berupa akuarium, air tawar, ikan lele albino, rockwool, batu koral, dan kangkung darat. Saliva dimasukkan ke dalam masing masing sistem akuaponik untuk dilakukan pengolahan kemudian dilakukan pengambilan sampel dengan metode grab sampling dalam interval waktu tertentu yaitu pada durasi kerja akuaponik 0, 24, 48, 72 jam. Setelah itu dilakukan pengukuran parameter pH, BOD5, COD, TSS, dan jumlah koloni S.mutans. Pengujian pH dilakukan dengan pH meter, pengujian BOD5 dilakukan secara iodometri (modifikasi azida), pengujian COD dilakukan dengan refluks tertutup secara titrimetri, dan pengujian TSS dilakukan secara gravimetri. Pengujian dan analisis jumlah koloni S.mutans dibagi menjadi empat tahap yaitu sterilisasi alat, pembuatan media selektif TSA, pengambilan sampel dan kultur mikroorganisme, serta penghitungan jumlah koloni. Data hasil uji laboratorium kandungan pH, BOD5, COD, TSS, dan jumlah koloni S.mutans dianalisis secara deskriptif yaitu dengan mendeskripsikan data secara visual dalam bentuk grafik.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember 2020en_US
dc.relation.ispartofseries161610101098;
dc.subjectaplikasi sistem akuaponiken_US
dc.subjectlimbah cair salivaen_US
dc.subjectlimbah cairen_US
dc.subjectsalivaen_US
dc.titleAplikasi Sistem Akuaponik Sebagai Alternatif Pengolahan Limbah Cair Salivaen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.kodeprodi1610101


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record