dc.description.abstract | Paradigma pembelajaran saat ini mengalami perubahan yang semula berpusat
pada pendidik menjadi berpusat pada peserta didik. Pendidik diharapkan dapat
menggunakan model pembelajaran yang menuntut peserta didik aktif dalam proses
pembelajaran. Hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 3 Jember
menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran belum maksimal hal ini
mengakibatkan peran peserta didik di kelas menjadi sangat terbatas, peserta didik
hanya mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh pendidik dan
mengerjakan tugas yang diberikan pendidik. Hal ini berdampak pada kemamampuan
berpikir kritis. Rendahnya kemampuan berpikir kritis tersebut terlihat dari
kurangnya peserta didik dalam, mengobservasi, kemampuan berkomunikasi,
menginterprestasi, mengevaluasi kebenaran, dan kemampuan berargumentasi. Berdasarkan latar belakang diatas, model pembelajaran penjelajahan
lingkungan berbasis sejarah local digunakan untuk memperbaiki permasalahan
rendahnya kemampuan berpikir kritis. Model penjelajahan lingkungan berbasis
sejarah local juga menekankan pada keaktifan peserta didik, sehingga dapat
merubah kondisi belajar pasif menjadi aktif sehingga mempengaruhi kemampuan
berpikir kritis. Berdasarkan hal tersebut, model penjelajahan lingkungan berbasis
sejarah local untuk pelajaran sejarah dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan
rendahnya kemampuan berpikir kritis
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah model pembelajaran
penjelajahan lingkungan berbasis sejarah local dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis peserta didik kelas X IPS 3 SMA 3 Negeri Jember. Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X IPS 3 SMA
Negeri 3
Jember dengan jumlah 30 peserta didik. Desain penelitian menggunakan skema
model Hopkins yang memiliki empat fase yaitu perencanaan, tindakan, observasi,
dan refleksi. Penelitian ini terdiri dari 3 siklus. Metode pengumpulan data
menggunakan metode observasi, wawancara tes, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan ada peningkatan kemampuan berpikir kritis
. Persentase kemampuan berpikir kritis peserta didik yakni, pada pra siklus
sebesar 67,67%, pada siklus 1 meningkat 10%% menjadi 74,46%, dan pada
siklus 2 meningkat 8,79% menjadi 80,71%.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat peningkatan
kemampuan berpikir kritis pada peserta didik melalui penerapan model penjelajahan
lingkungan berbasis sejarah local untuk pelajaran sejarah di kelas X IPS 3 SMA 3
Negeri Jember. | en_US |