Toksisitas Ekstrak Daun Bayam Duri (Amaranthus spinosus L.) Terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti dan Pemanfaatannya sebagai Leaflet
Abstract
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh
virus Dengue ditandai dengan demam, nyeri otot, nyeri sendi yang disertai leukopenia,
ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diathesis hemoragik. Penularan penyakit
tersebut oleh nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi virus. Menurut Kemenkes RI
(2019) Negara Indonesia terdata pada tahun 2018 sebanyak 34 provinsi dan 440
kabupaten/kota yang terjangkit penyakit DBD sebanyak 65.602 kasus. Pada tahun 2019
tercatat sebanyak 110.921 kasus demam berdarah dengue (DBD) pada Januari hingga
31 Oktober. Dapat dilihat bahwa dari tahun ketahun mengalami kenaikan, diperkirakan
bahwa sekitar 265.256.872 penduduk yang tinggal di kabupaten tersebut beresiko
terinfeksi penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Penularan penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD) di daerah-daerah tersebut apabila tidak dilakukan
penanganan, maka penderita Demam Berdarah Dengue akan mengalami penambahan.
Pemberantasan nyamuk Aedes aegypti yang umum digunakan yaitu abate (temephos).
Abate (temephos) adalah salah satu insektisida yang digunakan untuk membunuh
serangga pada fase larva Penggunaan insektisida kimia dengan dosis yang tinggi dan
dalam jangka waktu yang panjang dapat menimbulkan efek yang tidak baik bagi
masyarakat yaitu dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan memicu munculnya
resistensi pada nyamuk vektor. Pengendalian vektor yang lebih sederhana, aman, dan
ramah lingkungan dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida nabati
(bioinsektisida) berbahan ekstrak tumbuhan. Insektisida nabati tidak akan
menimbulkan bahaya terhadap lingkungan apabila digunakan dalam jangka waktu
panjang.