dc.description.abstract | Beban kerja petani yang cukup berat harus diimbangi dengan asupan makanan yang optimal secara kuantitas dan
kualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifi kasi hubungan konsumsi makanan tinggi natrium
dengan kejadian hipertensi pada buruh tani di Kecamatan Panti Kabupaten Jember. Penelitian ini menggunakan desain
cross sectional pada 248 buruh tani dengan stratifi ed random sampling. Kuesioner digunakan untuk mengidentifi kasi
sosiodemografi dan frekuensi konsumsi makanan. Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan sphygnomanometer
digital. Analisis data bivariat dilakukan dengan Chi-square test. Hasil penelitian menunjukkan kejadian hiper tensi sebesar
33,1%. Frekuensi konsumsi makanan tinggi natrium berhubungan dengan kejadian hipertensi sistolik, seperti biskuit (x
2
=
10,466; p-value = 0,005), ikan asin (x
2
= 12,067; p-value = 0,022), susu dan olahannya (x
2
= 9,051; p-value = 0,022), kopi
(x
2
= 6,025; p-value = 0,049), dan MSG (x
2
= 10,298; p-value = 0,006), sementara itu, frekuensi konsumsi teh berhubungan
dengan hipertensi diastolik (x
2
= 6,504; p – value = 0,039). Penelitian ini dapat disimpulkan frekuensi konsumsi makanan
(biskuit, ikan asin, susu, kopi, dan bumbu penyedap makanan) berhubungan dengan kejadian hiper tensi sistol, sedangkan
kebiasaan minum teh berhubungan dengan kejadian hipertensi diastolik. Oleh karena itu, perlu dilakukan monitoring
tekanan darah secara berkala dan pengaturan konsumsi makanan buruh tani melalui kegiatan posyandu penyakit tidak
menular (PTM) secara berkala setiap bulannya. | en_US |