dc.description.abstract | Ulat grayak (Spodoptera litura Fabricius) termasuk salah satu hama utama tanaman kedelai. Luas serangan ulat grayak di Indonesia pada tahun 2017 yaitu 314,9 ha dan dapat menyebabkan intensitas kerusakan sebesar 63,52%. Tingginya serangan ulat grayak memerlukan pengendalian yang tepat. Pengendalian yang biasa dilakukan oleh petani yaitu aplikasi insektisida kimia yang memiliki dampak resistensi ulat grayak. Alternatif pengendalian lain yang belum banyak diketahui oleh petani yaitu penggunaan virus entomopatogen. Virus entomopatogen saat ini berpotensi untuk dikembangkan menjadi bioinsektisida terutama Nuclear Polyhedrosis Virus (NPV) karena dinilai efektif, spesisik inang dan ramah lingkungan. Tetapi, penggunaan NPV memiliki kelemahan yaitu virus sangat peka terhadap sinar matahari. Virus dapat mengalami inaktivasi saat terpapar sinar matahari terutama sinar UV. Oleh karena itu, diperlukan bahan pelindung (UV Protektan) untuk mempertahankan efikasi NPV. | en_US |