Show simple item record

dc.contributor.advisorSLAMIN
dc.contributor.advisorDAFIK
dc.contributor.authorKURNIAWATI, Syamsiyatul
dc.date.accessioned2020-12-14T08:49:55Z
dc.date.available2020-12-14T08:49:55Z
dc.date.issued2020-01-15
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/102639
dc.description.abstractMatematika sebagai salah satu ilmu pendidikan telah banyak berkembang dewasa ini. Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menemukan dan menggunakan rumus matematika yang dapat menunjang pemahaman konsep siswa kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Soejadi(1999), salah satu ilmu dasar yang sangat berperan penting dalam penguasaan sains dan teknologi adalah matematika, baik aspek terapannya maupun penalarannya. Hal ini berarti matematika perlu dipelajari oleh warga Indonesia, karena memberikan bekal penataan nalar dan pembentukan sikap dan mental. Matematika juga memberikan bekal bagi peserta didik untuk dapat menerapkan matematika di berbagai bidang kehidupan seperti bisnis, ekonomi, teknik dan lain-lain. Model yang akan diterapkan adalah model pembelajaran discovery learning. Model discovery learning merupakan suatu model pembelajaran yang menitik beratkan pada aktifitas siswa dalam belajar. Jerome Bruner menyatakan bahwa siswa didorong untuk belajar dengan diri mereka sendiri. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengembangkan perangkat pembelajaran matematika untuk meningkatkan keterampilan conjecturing mahasiswa pada suatu kegiatan pembelajaran yang berbasis discovery learning dalam menyelesaikan masalah resolving domination number. Pada konsep resolving dominating di graf, mahasiswa diharapkan mampu membuat penemuan terkait resolving domination number. Perangkat yang dikembangkan memenuhi kategori valid ditunjukkan dengan koefisien validitas rencana pembelajaran 3,645; LKM sebesar 3,583 dan post-test sebesar 3,67 dengan demikian perangkat dikatakan valid. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kategori praktis berdasarkan penilaian pengamatan aktivitas dosen, aktivitas dosen pada pertemuan pertama 3,55 dengan persentase 88,75% baik dan pada pertemuan kedua mencapai 3,82 dengan persentase 95,5% dengan kategori baik. Hal ini menunjukkan perangkat pembelajaran dapat dikatakan praktis karena persentase aktivitas dosen mencapai . Adapun hasil penelitian yang diperoleh pada kelas eksperimen 1 yaitu hasil sebesar 12% mahasiswa dengan keterampilan kurang conjecturing, 24% ix mahasiswa dengan keterampilan cukup conjecturing, 35% mahasiswa dengan keterampilan conjecturing (sedang), dan 29% mahasiswa dengan keterampilan sangat conjecturing. Sedangkan pada kelas eksperimen 2 memperoleh hasil 11% mahasiswa dengan keterampilan kurang conjecturing, 21% mahasiswa dengan keterampilan cukup conjecturing, 37% mahasiswa dengan keterampilan conjecturing (sedang), dan 31% mahasiswa dengan keterampilan sangat conjecturing. Sedangkan pada kelas kontrol sebagai berikut 22% berada pada kategori kurang conjecturing , 35% berada pada kategori cukup conjecturing, 30% berada pada kategori conjecturing dan 15% berada pada kategori sangat conjecturing. Hasil uji independen diperoleh varians nilai sig. (2-tailed) . Perangkat pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kategori efektif berdasarkan persentase aktivitas mahasiswa, hasil penilaian pos-tes, dan hasil respon mahasiswa menunjukkan kategori baik, seperti uraian berikut ini. Persentase aktivitas mahasiswa pada pertemuan pertama mencapai 3,37 dengan persentase 84.25% dengan kategori baik dan pada pertemuan kedua mencapai 3,6 dengan persentase 90% dengan kategori baik. Dalam hal ini menunjukkan mahasiswa aktif mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning. Hasil post-test pada kelas eksperimen yang telah diterapkan pembelajaran model discovery learning pada kelas eksperimen 1 memperoleh hasil 12% mahasiswa dengan keterampilan kurang conjecturing, 24% mahasiswa dengan keterampilan cukup conjecturing, 35% mahasiswa dengan keterampilan conjecturing (sedang), dan 29% mahasiswa dengan keterampilan sangat conjecturing. Sedangkan pada kelas eksperimen 2 memperoleh hasil 11% mahasiswa dengan keterampilan kurang conjecturing, 21% mahasiswa dengan keterampilan cukup conjecturing, 37% mahasiswa dengan keterampilan conjecturing (sedang), dan 31% mahasiswa dengan keterampilan sangat conjecturing. Terkait dengan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran, terdapat beberapa saran atau masukan sebagai berikut: Perangkat pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning pada kajian reso lving domination number , sebaiknya dikembangkan lebih lanjut untuk materi lain selain untuk membantu pemahaman konsep juga sebagai syarat memperkenalkan teknik penelitian pada tugas akhir nanti. Dan untuk mengetahui lebih lanjut baik atau tidaknya perangkat yang telah dikembangkan ini, maka disarankan pada peneliti untuk menguji cobakan perangkat pada mahasiswa tingkat berbeda atau pada universitas yang berbeda.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBERen_US
dc.subjectPengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis Discovery Learning dan Pengaruhnya Terhadap Keterampilan Conjecturing Mahasiswa dalam Menyelesaikan Masalah Resolving Domination Number pada Grafen_US
dc.titlePengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis Discovery Learning Dan Pengaruhnya Terhadap Keterampilan Conjecturing Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Masalah Resolving Domination Numberen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiMAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record