Show simple item record

dc.contributor.advisorSUNARDI
dc.contributor.advisorYULIATI, Nanik
dc.contributor.authorLAILY, Novia Islachul
dc.date.accessioned2020-12-14T08:41:38Z
dc.date.available2020-12-14T08:41:38Z
dc.date.issued2019-12-30
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/102635
dc.description.abstractMatematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang memiliki pengaruh besar dalam perkembangan sains dan teknologi sehingga matematika dikatakan sebagai semesta dari ilmu pengetahuan. Namun pada kenyataannya masih banyak siswa yang tidak menyukai matematika, ketidaksukaan siswa pada matematika memiliki dampak yang cukup besar karena matematika memiliki keterkaitan yang kuat antara konsep-konsepnya sehingga memungkinkan kita terampil untuk berpikir dalam menghadapi masalah-masalah. Kesulitan-kesulitan siswa dalam pelajaran matematika disebabkan karena mereka tidak memahami konsep matematika, mereka berpikir dengan hafal rumus maka semua urusan matematika bisa diselesaikan, namun kenyataannya ketika mereka hafal rumus mereka tidak mengetahui konsep dan cara mengoperasikannya. Oleh karena itu dibutuhkan pemahaman konseptual dan pengetahuan prosedural. Dimensi pengetahuan terdiri dari empat jenis, yaitu pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif Krathwohl & Anderson (2009). Sedangkan, secara khusus pengetahuan yang harus dimiliki siswa pada pembelajaran matematika adalah pemahaman konseptual dan pengetahuan prosedural. Salah satu bidang kajian matematika yang dirasa sulit bagi siswa yaitu Geometri. Pembelajaran geometri mengharuskan guru untuk melihat tahap-tahap kemampuan berpikir siswa (Abdussakir, 2012). Hal tersebut sesuai dengan teori Van Hiele. Menurut Walle (2013), menyatakan bahwa siswa melalui lima level tahapan berpikir dalam pembelajaran geometri Van Hiele antara lain level 0 (visualisasi), level 1 (analisis), level 2 (deduksi informal), level 3 (deduksi formal), dan level 4 (rigor). Keberhasilan dalam proses berpikir siswa dapat dipengaruhi oleh rencana pemecahan masalahnya. Pemecahan masalah menurut Polya, (1973) ada 4 tahap, yaitu memahami masalah, menentukan rencana strategi x pemecahan masalah, menyelesaikan strategi penyelesaian masalah, dan memeriksa kembali jawaban yang diperoleh. Salah satu materi geometri yang dipelajari di SMP/MTs adalah tentang bangun ruang sisi datar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan profil pemahaman konseptual dan ppengetahuan prosedural siswa dan menganalisis hubungan antar keduanya dalam menyelesaikan bangun ruang sisi datar ditinjau dari level berpikir geometri visualisasi, analisis dan deduksi informal. Penelitian ini merupakan penelitian mixed method yaitu penelitian yang menggabungkan antar penelitian kuantitatif dengan kualitatif. Penelitian ini dilakukan di lima SMP/ MTs Negeri di kabupaten Jember. Sampel penelitian ini sebanyak 297 siswa. Subjek pada penelitian ini adalah tiga siswa kelas IX berdasarkan tes kemampuan berpikir geometri Van Hiele yaitu level visualisasi, analisis, dan deduksi informal. Tahap pertama dalam penelitian ini memberikan tes berpikir geometri van hiele kepada siswa. Tes berpikir geometri diberikan kepada 297 siswa kelas IX pada lima sekolah di kabupaten Jember. Tes level berpikir geometri siswa terdiri dari 25 soal dengan 5 pilihan jawaban. Berdasarkan hasil tes berpikir geometri diperoleh bahwa 44 siswa diklasifikasikan pada level deduksi informal, 110 siswa diklasifikasikan pada level Analisis, dan 119 siswa diklasifikasikan pada level Visualisasi serta 24 siswa diklasifikasikan pada level pra visualisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa tingkat visualisasi memenuhi dua dari enam indikator pemahaman konseptual dan tidak satupun memenuhi indikator pengetahuan prosedural. Siswa tingkat analisis memenuhi empat dari enam indikator pemahaman konseptual dan satu dari tiga indikator pengetahuan prosedural, sedangkan siswa dengan tingkat deduksi informal memenuhi semua indikator pemahaman konseptual dan pengetahuan prosedural. Semakin tinggi level berpikir geometri siswa semakin baik pula pemahaman konseptual dan pengetahuan prosedural. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara pemahaman konseptual dan pengetahuan prosedural yaitu 0,515 dan nilai sig (2-tailed) sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikan a = 0,05 dengan tingkat kepercayaan 95%.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBERen_US
dc.subjectProfil Pemahaman Konseptual dan Pengetahuan Prosedural Siswa dalam Menyelesaikan Bangun Ruang Sisi Datar ditinjau dari Level Van Hieleen_US
dc.titleProfil Pemahaman Konseptual Dan Pengetahuan Prosedural Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau Dari Level Van Hieleen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiMAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record