dc.description.abstract | Pendahuluan: Tingginya prevalensi gingivitis merupakan masalah kesehatan rongga mulut yang membutuhkan
perhatian khusus, terutama pada kaum lanjut usia (lansia). Gingivitis dapat terjadi karena penumpukan plak
pada daerah yang tidak digunakan mengunyah sehingga terjadi penurunan saliva yang menyebabkan selfcleansing
tidak bekerja
pada sisi tersebut.
Mekanisme
tersebut
menyebabkan
terganggunya
status gizi
lansia,
karena
pada kondisi
gingivitis
terjadi
penurunan
kemampuan
mastikasi
sehingga
terjadi
pembatasan
diet
dan berkurangnya asupan nutrient oleh tubuh yang menyebabkan terjadinya penurunan Indeks Massa Tubuh
(IMT) pada lansia. Tujuan penelitian menganalisis hubungan antara keparahan gingivitis dengan Indeks Massa
Tubuh (IMT) pada lansia. Metode: Jenis penelitian observasi analitik korelasional dengan pendekatan cross
sectional study. Subjek penelitian lansia dengan kelompok usia mulai dari pra lansia 45-59 tahun, lansia 60-74
tahun, dan usia lanjut 75 tahun keatas, yang mengisi informed consent dan bersedia menjadi subjek penelitian,
minimal memiliki 2 gigi indeks yang dapat diperiksa dengan probing depth 3<x<5 mm. Pengambilan data
dilakukan dengan pemeriksaan gingivitis menggunakan klasifikasi pengukuran Gingival Index (GI) oleh Loe
dan Silness tahun 1963, kemudian dilakukan pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) menggunakan kalsifikasi
berdasarkan WHO tahun 2000. Data yang terkumpul, ditabulasi dan diuji dengan korelasi Pearson. Hasil: Hasil
analisis hubungan antara Gingival Index (GI) dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) didapatkan koefisien korelasi
(r) sebesar -0,247 dengan p=0,002 (p<0,05). Simpulan: Terdapat hubungan antara keparahan gingivitis dengan
IMT pada lansia. Semakin bertambahnya usia pada lansia menunjukkan peningkatan pada Gingival Index dan
penurunan Indeks Massa Tubuh. | en_US |