dc.description.abstract | Masyarakat Indonesia sering memanfaatkan tanaman sebagai salah satu obat tradisional untuk mencegah atau mengobati suatu penyakit. Tanaman tersebut kebanyakan berasal dari jenis tanaman obat yang kemudian diolah menjadi jamu dan obat tradisional lainnya. Salah satu jenis tanaman obat adalah serai merah (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) yang memiliki kandungan senyawa kimia yang sangat kompleks yaitu pada ekstrak kasar metanol dan etil asetat serai merah ditemukan terpenoid, flavonoid, dan fenolik, sedangkan pada fraksi heksan hanya ditemukan steroid. Namun, kandungan utamanya adalah minyak atsiri (citronella oil). dimanfaatkan sebagai pengendali nyamuk Aedes aegypti dan juga dipergunakan untuk mengobati kembung, pergerakan usus yang tidak tetap, rangsangan gastrik, sebagai antiseptik, bahan kosmetik, antibakteri, analgesik, dan desinfektan.
Berbagai manfaat dan kandungan yang terdapat dalam tanaman serai merah berhubungan dengan adanya mikroba endofit, salah satunya adalah fungi. Fungi endofit merupakan fungi yang hidup di bagian dalam tumbuhan yaitu di bagian daun, ranting, cabang kecil, atau akar. Keberadaan fungi endofit dalam jaringan tanaman bersifat tidak merugikan, namun keduanya memiliki hubungan dalam bentuk simbiosis mutualisme. Selain itu, fungi endofit memiliki kemampuan untuk memproduksi senyawa bioaktif dan metabolit sekunder yang mirip dengan inangnya sehingga nantinya dapat dimanfaatkan sebagai anti kanker, anti virus, atau anti bakteri.
Saat ini fungi endofit telah menjadi salah satu sumber untuk mendapatkan senyawa aktif yang menjanjikan. Penggunaan fungi endofit sebagai penghasil senyawa aktif juga dirasa lebih ramah lingkungan dan mampu menjaga keanekaragaman hayati tanaman. Oleh karena itu, fungi endofit pada tanaman serai merah ini masih perlu di eksplorasi kembali melalui isolasi dan identifikasi karena memungkinkan masih banyak fungi endofit yang dapat ditemukan pada masing-masing organ tanaman dengan potensi farmakologis berbeda dan mampu dikembangkan menjadi mikroorganisme alternatif baik di bidang medis, pertanian, industri, dan kesejahteraan masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui genus fungi endofit yang dapat ditemukan pada tanaman serai merah (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) serta publikasi buku ilmiah populer yang telah dianalisa kelayakannya. Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksplorasi dimana mengisolasi fungi endofit dari akar, batang, dan daun tanaman serai merah (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) yang diperoleh dari Wuluhan, Jember, Jawa Timur. Tahapan penelitian yang dilakukan yaitu 1) Pengambilan sampel tanaman serai merah; 2) Strerilisasi bahan dengan sterilisasi permukaan menggunakan larutan alkohol 70 %, NAClO 5,3 %, dan aquades steril, 3) Isolasi fungi endofit dan inokulasi air bilasan terakhir sebagai kontrol; 4) Identifikasi isolat fungi endofit secara makroskopis, mikroskopis dan uji fermentasi gula. Fungi yang berhasil diidentifikasi kemudian disusun dalam produk buku ilmiah populer untuk dipublikasikan kepada masyarakat.
Hasil eksplorasi fungi endofit pada tanaman serai merah melalui isolasi dan identifikasi ditemukan sebanyak 14 isolat. Fungi tersebut terdiri dari Paecilomyces lilacinus, Trichoderma viridae, Trichoderma harzianum, Pennicillium sp., Fusarium oxysporus, Paecilomyces sp., Acremonium sp., Fusarium sp., Microascus alveolaris, Microascus brunnosporus, Nigrospora oryzae, Acremonium sp., Colletotrichum sp., Acremonium sp.
Buku ilmiah populer yang berjudul “Fungi Endofit Tanaman Serai Merah” telah melalui tahapan validasi yang dilakukan oleh 3 validator yaitu ahli materi, ahli media, dan mahasiswa farmasi. Skor rata-rata validasi yaitu 81,55%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa buku ini layak untuk dijadikan bacaan dan informasi tambahan tentang hasil penelitian. | en_US |