dc.description.abstract | Membaca mampu memberikan wawasan kepada diri seseorang dan lingkungan sekitar diberbagai bidang. Salah satunya masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia mempunyai semangat membaca yang minim. Hal tersebut berdasarkan riset yang dilakukan oleh (PISA) tahun 2009 dan 2012 tentang membaca, matematika dan sains terhadap peserta didik berusia 15 tahun, yang diikuti oleh 65 negara. Indonesia pada tahun 2012 berada pada peringkat ke-64 dengan skor 396 di bawah rata-rata skor OECD 496. Berdasarkan hal tersebut kemampuan membaca negara Indonesia tergolong rendah.
Rendahnya kemampuan membaca negara Indonesia membuat keprihatinan berbagai pihak termasuk pemerintah. Hal tersebut membuat pemerintah menerapkan strategi khusus agar kemampuan membaca peserta didik dapat meningkat. Strategi tersebut yaitu kegiatan gerakan literasi sekolah (GLS), kegiatan membaca buku nonpelajaran selama 15 menit, yang dilakukan setiap hari sebelum pembelajaran dimulai.
Penerapan gerakan literasi sekolah sudah terlaksana dibeberapa sekolah yang berada di Indonesia. Salah satunya yaitu SMP Negeri Manba’ul Falah Singojuruh. Hasil observasi dan wawancara di kelas VII SMP Negeri Manba’ul Falah Singojuruh menunjukkan penerapan GLS tidak sesuai ketentuan pemerintah, siswa tidak membaca buku nonpelajaran, tetapi membaca buku pelajaran saat proses pembelajaran dimulai, sehingga membuat siswa tidak optimal dalam membaca. Untuk mengatasi hal tersebut, dilakukan perbaikan dengan menerapkan model membaca bebas dengan pendekatan whole language. Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimanakah prosedur penerapan gerakan literasi sekolah melalui model membaca bebas dengan pendekatan whole language dan bagaimanakah hasil penerapan gerakan literasi sekolah kelas VIIA di SMP Negeri Manba’ul Falah Singojuruh setelah diterapkan model membaca bebas dengan pendekatan whole language.
Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian tindakan dengan subjek penelitian siswa kelas VIIA SMP Negeri Manba’ul Falah Singojuruh yang berjumlah 33 siswa. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Sumber data adalah siswa kelas VIIA SMP Negeri Manba’ul Falah Singojuruh dengan jumlah 33 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia, IPA, MTK dan TIK serta Kepala Sekolah SMP Negeri Manba’ul Falah Singojuruh.
Kualitas penerapan gerakan literasi sekolah melalui model membaca bebas dengan pendekatan whole language di kelas VIIA sudah melaksanakan kegiatan GLS sesuai dengan ketentuan pemerintah, mampu mengisi jurnal membaca dan peta konsep dengan baik. Tahap-tahap tersebut berjalan dengan lancar dan menunjukkan peningkatan kemampuan membaca dari siklus pertama sampai siklus kedua. Hasil analisis data menunjukkan penilaian siswa dalam pelaksanaan GLS menggunakan model membaca bebas dengan pendekatan whole language memperoleh rata-rata 80,30 %. Pemerolehan persentasi tersebut menunjukkan bahwa model membaca bebas dengan pendekatan whole language layak dan cocok digunakan untuk menunjang keberhasilan penerapan GLS.
Saran dalam penelitian ini yaitu sekolah mampu memberikan sarana prasarana yang mendukung kegiatan GLS, menetapkan alokasi waktu yang cocok untuk pelaksanaan GLS, melaksanakan GLS sesuai dengan ketentuan pemerintah dan semua warga sekolah bekerja sama dalam pelaksanaan GLS agar pelaksanaan GLS dapat berjalan lancar dengan hasil yang lebih optimal. Bagi peneliti selanjutnya disarankan sebagai tambahan pengetahuan dan ide untuk memicu penelitian tindakan selanjutnya pada materi dan objek lainnya. | en_US |