dc.description.abstract | Pembelajaran matematika fokus pada pemecahan permasalahan yang
diaplikasikan dalam bentuk soal. Soal cerita mempunyai beberapa kelebihan,
karena soal cerita yang digunakan biasanya menceritakan kasus keseharian yang
terjadi di dalam kehidupan sehari-hari. Banyak faktor-faktor kesalahan yang
mempengaruhi penyampaian materi matematika pada siswa, sehingga dalam
penyampaiannya menjadi terhambat. Perlu adanya analisis kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal cerita matematika ditinjau dari kemampuan geometri yang
dapat membantu siswa dalam mengetahui letak kesalahannya.
Analisis yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui berapa persentase
masing-masing kesalahan serta faktor-fakor penyebab kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal cerita pokok bahasan keliling dan luas persegi panjang
ditinjau dari level van Hiele yang meliputi level 0 (visualisasi), level 1 (analisis),
level 2 (deduksi informal), level 3 (deduksi), dan level 4 (rigor), serta
menggunakan delapan kategori kesalahan menurut Watson yang meliputi data
tidak tepat (inappropriat data/id), prosedur tidak tepat (innappropriate
procedure/ip), data hilang (ommited data/od), kesimpulan hilang (omitted
conclusion/oc), konflik level respon (response level conflict/rlc), manipulasi tidak
langsung (undirected manipulation/um), masalah hirarki keterampilan (skills
hierarchy problem/shp), dan selain kategori di atas (above other/ao).
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kebonsari 05 Jember dengan melibatkan
siswa kelas IV sebagai subjek. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan yang dilakukan siswa.
Metode pengumpulan data yang digunakan ada dua yaitu tes dan wawancara. Tes
dilakukan untuk mengetahui kesalahan siswa dalam mengerjakan soal cerita. Sedangkan wawancara dilakukan untuk memperkuat informasi yang diperoleh
dari hasil tes.
Hasil penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan persentase masing masing kesalahan menurut Teori Watson berdasarkan kemampuan geometri siswa
pada level pre visualisasi adalah kesalahan data tidak tepat 4,08%, kesalahan
prosedur tidak tepat 17,34%, kesalahan data hilang 20,40%, kesalahan kesimpulan
hilang 29,59%, kesalahan konflik level respon 17,34%, kesalahan manipulasi
tidak langsung 6,12%, kesalahan masalah hierarki keterampilan 2,04%, kesalahan
selain ketujuh kategori di atas 3,06%. Persentase pada level 0 (visualisasi)
meliputi kesalahan data tidak tepat 21,42%, kesalahan data hilang 7,14%,
kesalahan kesimpulan hilang 64,28%, kesalahan manipulasi tidak langsung
7,14%, kesalahan prosedur tidak tepat, konflik level respon, masalah hierarki
keterampilan, dan selain ketujuh kategori di atas 0%. Persentase pada level antara
0-1 meliputi kesalahan data tidak tepat 33,33%, kesalahan kesimpulan hilang
50%, kesalahan manipulasi tidak langsung 16,66%, kesalahan prosedur tidak
tepat, data hilang, konflik level respon, masalah hierarki keterampilan, dan selain
ketujuh kategori di atas 0%.
Hasil wawancara menunjukkan bahwa faktor penyebab kesalahan yang
dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita yaitu kurangnya pemahaman
siswa mengenai materi bangun datar dan siswa kurang teliti pada saat
menyelesaikan soal. Saran bagi peneliti selanjutnya jika pembelajaran di SD yang
sedang diteliti masih banyak terjadi kesalahan, maka lebih ditekankan lagi
pemahaman kepada siswa. Jika sudah tidak banyak bahkan tidak terjadi kesalahan
pada siswa saat mengerjakan soal, maka pembelajarannya sudah baik dan harus
dipertahankan. | en_US |