Show simple item record

dc.contributor.authorNina Kinanti
dc.date.accessioned2013-12-18T07:59:43Z
dc.date.available2013-12-18T07:59:43Z
dc.date.issued2013-12-18
dc.identifier.nimNIM060210102241
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/10146
dc.description.abstractFisika merupakan cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains yang menguraikan dan menjelaskan tentang unsur-unsur dalam bumi serta fenomenanya dan merupakan salah satu pelajaran di SMP. Pembelajaran fisika bertujuan untuk mengembangkan ketrampilan proses untuk memperoleh konsep-konsep fisika dalam menumbuhkan nilai dan sikap ilmiah siswa. Oleh karena itu siswa tidak hanya sekedar menghafalkan rumus, tetapi siswa dituntut untuk dapat membangun pengetahuan dalam diri mereka sendiri dengan peran aktifnya dalam proses belajar mengajar di Sekolah. Berdasarkan observasi hasil belajar mata pelajaran fisika kelas VIII A SMP Negeri 1 Randuagung Kabupaten Lumajang masih belum mencapai ketuntasan belajar. Berdasarkan hasil observasi rata-rata ketuntasan hasil belajar fisika kelas VIII A mata pelajaran fisika tahun ajaran 2010/2011 hanya mencapai 33,33%. Rendahnya ketuntasan hasil belajar siswa menunjukkan bahwa siswa kurang menguasai konsep fisika. Selain itu, aktivitas belajar siswa yang rendah juga menjadi salah satu faktor rendahnya ketuntasan hasil belajar di kelas VIII A. Menurut pendapat guru pengajar mata pelajaran fisika di kelas VIII A, aktivitas belajar rata-rata siswa hanya mencapai 44,44%. Rendahnya aktivitas dan ketuntasan hasil belajar fisika disebabkan oleh : (1) metode pembelajaran fisika yang digunakan kurang inovatif, guru sering menggunakan metode ceramah,metode tugas dengan alasan metode tersebut tidak memerlukan banyak waktu, sehingga hanya terdapat 65% siswa yang aktif mendengarkan penjelasan guru, (2) buku penunjang yang dimiliki siswa kurang lengkap, hanya 85 % siswa yang memiliki buku paket fisika, (3) siswa kurang menyukai mata pelajaran fisika bahkan siswa menganggap fisika terlalu sulit untuk difahami, berdasarkan data yang diperoleh hanya 58% siswa yang menyukai mata pelajaran fisika, (4) ketika diberitugas hanya 90% siswa yang mengumpulkan hal ini disebabkan karena siswa kurang berminat dalam membaca, (5) kelengkapan alat fisika yang kurang lengkap, berdasarkan pengamatan alat fisika yang terdapat di laoratorium fisika hanya 75% yang memenuhi standar, Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan model group investigation yang diawali dengan tugas meresum untuk meningkatkan aktivitas belajar dan ketuntasan hasil belajar fisika siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Randuagung Kabupaten Lumajang. kelebihan model group investigation adalah sebagai berikut. a. Memungkinkan siswa untuk secara aktif melakukan investigasi terhadap suatu topik, sebab group investigation memfokuskan pada investigasi terhadap suatu topik atau konsep. b. Group investigation menyediakan kesempatan kepada siswa untuk membentuk atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan bermakna. c. Group investigation efektif dalam membentuk siswa untuk bekerjasama dalam kelompok dengan latar belakang berbeda (misalnya kemampuan, gender, dan etnis). d. Group investigation menyediakan konteks sehingga siswa dapat belajar mengenai dirinya dan orang lain. Penelitian ini dilakukan di Kelas VIII A SMP Negeri 1 Randuagung Kabupaten Lumajang. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi, wawancara, dan post-test,. Teknik Analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif. Persentase aktivitas belajar digunakan untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa antara pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2. Persentase ketuntasan hasil belajar digunakan untuk mengetahui peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa antara pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2. Data hasil observasi memperlihatkan bahwa aktivitas belajar siswa sesudah dilaksanakan tindakan pada siklus 1 telah mengalami peningkatan yaitu pada sub- siklus 1 ditunjukkan dengan besarnya persentase aktivitas belajar siswa secara klasikal mencapai 58,33% dan berada pada kategori aktif. Sedangkan pada sub-siklus 2 besarnya persentase aktivitas belajar siswa secara klasikal mencapai 66,66% dan berada pada kategori aktif. Pada siklus 2 aktivitas belajar siswa telah mengalami peningkatan yang ditunjukkan dengan besarnya persentase secara klasikal aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 83,33% dan berada dalam kategori sangat aktif. Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus 1 dan siklus 2 secara keseluruhan dapat dikatakan telah mengalami peningkatan dibandingkan dengan sebelum adanya tindakan. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa sebelum adanya tindakan adalah sebesar 33,33%, pada pembelajaran sub-siklus 1 sebesar 76,92 %, pada sub-siklus 2 sebesar 87,17%, dan pada siklus 2 sebesar 97,43%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus 1 dan siklus 2 secara keseluruhan dapat dikatakan telah mengalami peningkatan. Kesimpulan penelitian ini adalah: (1) Dengan menggunakan model group investigation yang diawali tugas meresum aktivitas belajar fisika siswa di Kelas VIII A SMP Negeri 1 Randuagung Kabupaten Lumajang mengalami peningkatan dengan persentase sebesar 83,33% dalam kategori sangat aktif; (2) Dengan menggunakan model group investigation yang diawali tugas meresum ketuntasan hasil belajar fisika siswa di Kelas VIII A SMP Negeri 1 Randuagung Kabupaten Lumajang mengalami peningkatan sebesar 97,43% dengan kategori tuntas.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries060210102241;
dc.subjectKETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKAen_US
dc.titlePENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH PROFESIONAL 8 DENGAN SETTING MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 1 SUKOWONOen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record