Show simple item record

dc.contributor.advisorSetiawan, Toto’ Bara
dc.contributor.advisorTrapsilasiwi, Dinawati
dc.contributor.authorDinata, Rakha Dhiya
dc.date.accessioned2020-10-31T18:45:04Z
dc.date.available2020-10-31T18:45:04Z
dc.date.issued2020-05-18
dc.identifier.nim160210101090
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/101451
dc.description.abstractMatematika mempunyai peran yang penting dan menjadi aspek universal dalam kehidupan sehari hari. Dalam dunia pendidikan, matematika kerap dianggap mata pelajaran yang sulit, karena pembelajaran matematika disekolah terlalu formal, tidak seperti matematika yang dilakukan sehari-hari. Etnomatematika merupakan jembatan antara matematika dan budaya, yang berkaitan dengan tradisi atau kebiasaan dalam aktivitas budaya masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali etnomatematika pada pembuatan batu bata merah dan menghasilkan sebuah Lembar Kerja Siswa (LKS). Penelitian ini dilakukan pada tanggal 8 Januari 2020 di Dusun Bayat Wringinpitu Banyuwangi. Subjek penelitian ada 3 orang yaitu Yanto, Saimin, dan Siti Solehah merupakan pembuat batu bata merah. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil dari penelitian diperoleh etnomatematika yaitu aktivitas menghitung, aktivitas mengukur, aktivitas mendesain, aktivitas membilang, konsep segmen garis, konsep kesebangunan dan kekongruenan. Etnomatematika aktivitas menghitung banyak tanah yang dibutuhkan memakai 1 mobil diesel rakitan seharga Rp 200.000  Rp 250.000menghasilkan 2.000  2.500batu bata merah, sedangkan 1 dam truk seharga Rp 400.000  Rp 450.000menghasilkan 5.0006.000 batu bata merah. Aktivitas menghitung pada saat melakukan perendaman tanah dengan air yang membutuhkan waktu kurang lebih 3-4 jam. Selanjutnya aktivitas menghitung muncul pada saat melakukan proses pengeringan yang membutuhkan waktu kurang lebih 9-15 jam. Aktivitas menghitung juga muncul pada saat memperkirakan jumlah sekam dan kayu bakar untuk melakukan proses pembakaran yang membutuhkan 4-5 pick up kayu bakar dan 65-90 sekam untuk setiap membakar 36.000 batu bata merah. Aktivitas menghitung selanjutnya muncul saat pembuat melakukan proses pembakaran yang membutuhkan waktu kurang lebih 12-24 jam. Pada aktivitas menghitung berikutnya muncul pada saat menghitung banyak batu bata merah berdasarkan pola tumpukan. Etnomatematika juga muncul pada aktivitas mendesain yaitu pada saat proses pembuatan lubang perendaman dengan cara melubangi lahan dengan bentuk ngotak (segiempat). Aktivitas mendesain selanjutnya muncul saat membuat cetakan yang mempunyai bentuk balok dengan tambahan bangun datar trapesium sebagaima pegangannya. Aktivitas mendesain membuat pagar disekeliling tempat pembakaran dengan cara batu bata merah dimiringkan kemudian ditumpuk menyilang. Aktivitas mendesain berikutnya muncul pada proses menata dan menumpuk dengan cara 4 tumpukan miring dan 4 tumpukan lurus. Aktivitas mengukur muncul pada saat mengukur ukuran cetakan yang digunakan dengan ukuran 22cm 10cm5cm. Aktivitas membilang muncul saat mengambil sekam dengan satuan kepalan dan timbo (timba) yang memiliki volume kurang lebih 3 9500cm , serta pada saat pembuat mengambil adonan dengan satuan kepalan. Pada aktivitas pembuatan batu bata merah muncul konsep segmen garis yang terdapat pada motif coakan. Selanjutnya terdapat konsep kekongruenan muncul pada saat pembuat menumpuk batu bata merah dengan menggunakan pola dan konsep kesebangunan muncul pada saat pembuat membuat lubang tempat memasukkan kayu bakar. Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dihasilkan menggambarkan beberapa etnomatematika pada pembuatan batu bata merah. Pada LKS ini materi yang akan diangkat setelah penelitian adalah perbandingan. Soal dan pembahasan yang dibuat merupakan aplikasi dari penerapan etnomatematika pada pembuatan batu bata merah Dusun Bayat Wringinpitu Banyuwangi. Aktivitas yang pertama pada LKS yaitu mengamati, aktivitas kedua adalah menanya, aktivitas ketiga adalah mencoba, aktivitas keempat yaitu menganalisis, dan aktivitas yang terakhir yaitu mengkomunikasikan.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherProgram Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikanen_US
dc.subjectEtnomatematikaen_US
dc.subjectBatu Bata Merahen_US
dc.subjectDusun Bayat Wringinpitu Banyuwangien_US
dc.subjectLembar Kerja Siswaen_US
dc.titleEtnomatematika pada Pembuatan Batu Bata Merah Masyarakat Dusun Bayat Wringinpitu Banyuwangi sebagai Lembar Kerja Siswaen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record