Asuhan Keperawatan Tuberculosis Paru Pada Ny. M Dan Tn. M Dengan Masalah Keperawatan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Di Ruang Melati RSUD dr. Haryoto Lumajang
Abstract
Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
“Mycobacterium tuberculosis”. Umumnya penyakit ini menyebarkan kuman ke udara
dalam bentuk percikan dahak, pada waktu pasien batuk atau bersin. Tuberkulosis ini
masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menjadi tantangan global. Gejala
umum penderita tuberculosis paru selain batuk dengan menghasilkan sputum adalah
berat badan turun atau tidak naik dalam 2 bulan. sebelumnya atau terjadi gagal tumbuh
meskipun telah diberikan upaya perbaikan gizi yang baik dalam waktu 1-2 bulan.
Peneliti ini bertujuan untuk mengeksplorasi asuhan keperawatan tuberculosis paru pada
Ny. M dan Tn. M dengan masalah kepeawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh di ruang Melati RSUD dr. Haryoto Lumajang.
Desain penulisan adalah laporan kasus yang dilakukan kepada dua orang pasien
yang terdiagnosa tuberculosis paru dengan masalah keperawatan ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Data yang dikumpulkan dengan cara wawancara
dengan pasien maupun keluarga, observasi dan pemeriksaan fisik serta studi
dokumentasi. Partisipan terdiri dari dua orang yang memenuhi kriteria partisipan.
Pasien dengan masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh dapat diidentifikasi dari keluhan, pola makan dan penurunan berat
badan. Intervensi pada klien antara lain manajemen gangguan makan, manajemen cairan
dan manajemen nutrisi.
Masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
pada pasien TB dapat teratasi selama 3 hari perawatan. Dengan kriteria antara lain
asupan gizi terpenuhi, asupan makanan pasien terpenuhi, asupan cairan pasien terpenuhi
dan energy pasien mencapai batas normal.
Asuhan keperawatan pada pasien tuberculosis paru dengan masalah keperawatan
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh diharapkan dapat meningkatkan
kualitas kehidupan pasien dengan mengatur pola hidup sehat. Perawatan pasien dirumah
juga perlu dukungan dari keluarga untuk menjadi PMO (Pengawas Minum Obat) untuk
meningkatkan kesembuhan pasien.