Pemberdayaan Perempuan Dalam Meningkatkan Kreativitas Petani Srikandi Kopi Bondowoso
Abstract
Perempuan merupakan sumber daya manusia yanng cukup potensial dan
berkonstribusi dalam semua sektor. Perempuan harusnya mendapatkan akses
terhadap sumber daya, informasi, kesempatan bekerja, kesempatan pendidikan
yang sama porsinya dengan laki-laki. Keterbatasan waktu beraktifitas di luar rumah
menutup peluang bagi perempuan untuk ikut dalam organisasi, rapat musyawarah,
dan bentuk kecakapan lainnya sehingga tidak produktif dalam pengembangan diri.
Pentingnya pengembangan diri seperti mengembangkan keterampilan yang dapat
mendorong menemukan peluang kedepannya. Keterampilan dapat diperoleh
dengan mengisi waktu luang untuk mengikuti program pemberdayaan yang
berbasis pelatihan dengan memanfaatkan sumber daya lokal. Berdasarkan masalah
yang telah dijabarkan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan kreativitas petani
Srikandi Kopi Bondowoso. Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan
kreativitas petani Srikandi Kopi Bondowoso.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Tempat
penelitian ditentukan dengan teknik purposive area yaitu di Desa Sukorejo
Kecamatan Sumber Wringin Kabupaten Bondowoso. Teknik penentuan informan
dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan proses
pengumpulan data dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Triangulasi dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi
teknik untuk mengecek keabsahan data dan analisis data dilakukan dengan
menggunakan analisis Miles and Huberman yakni pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pemberdayaan perempuan
memanfaatkan sumber daya lokal yaitu kopi dapat meningkatkan kreativitas perempuan. Kreativitas dicapai melalui tiga proses yakni penyadaran,
pengkapasitasan dan pendayaan. Penyadaran dilakukan dengan pendekatan
kekeluargaan serta motivasi berkelanjutan. Kesadaran anggota timbul karena sadar
pentingnya dan manfaat mengikuti program pemberdayaan, selain itu motivasi dari
luar dan keinginan untuk mulai berkreasi memajukan kopi bondowoso terutama
hasil panen petani sendiri. Anggota memperoleh pengkapasitan dimana anggota
mengikuti pelatihan pembuatan produk berbahan dasar kopi. Produk yang
dihasilkan yaitu sabun kopi, scrub kopi, masker kopi, kue kopi, dan kopi seduh
seperti beruang coffe, coffe ijen raung, matt kopi, tsarima kopi. Pengkapasitasan
juga diberikan dengan pelatihan packaging dan foto produk. Pendayaan yang
dicapai dengan terampil dan mahirnya anggota membuat produk kopi serta
pengembangan sikap mandiri seperti mampu mengungkapkan pendapat,
mengemukakan ide, membangun solidaritas antar sesama anggota.
Mengembangkan kemampuan anggota dengan dibiasakan adanya kegiatan
evaluasi, sharing, memberikan ide, memecahkan masalah bersama. Kegiatan
tersebut berpengaruh terhadap peningkatan wawasan anggota dan meningkatkan
jiwa sosial dengan baik serta terdorong menyumbangkan ide-ide kreatif anggota
tanpa ada rasa malu atau canggung. Elaborasi diukur dengan mampunya anggota
mengembangkan sesuatu menjadi semenarik mungkin yaitu pelatihan fotografer
maupun packaging, anggota didorong untuk menghasilkan foto semenarik mungkin
dengan menghias latar maupun membuat kemasan sabun dengan ide-ide kreatif.
Pemberdayaan juga mengembangkan kreativitas yaitu orinalitas dimana
menghasilkan sesuatu yang baru serta menemukan gagasan kemudian mampu
menemukan penyelesaian baru. Kelompok Srikandi Kopi menemukan gagasan
manfaat kopi sisa sortasi yang tidak digunakan kemudian menyelesaikan dengan
memanfaatkannya dan dijadikan produk yang memiliki harga jual. Kesimpulan
dalam penelitian ini pemberdayaan perempuan dapat membuat perempuan berdaya
karena memberikan keterampilan serta peningkatan kreativitas yang nantinya dapat
menjadi peluang usaha. Saran yang dapat diberikan dari peneliti bagi pendiri dan
pengelola hendaknya lebih mengembangkan hasil produk sehingga nantinya dapat
menjadi produk usaha daerah yang mampu meningkatkan ekonomi masyarakat.